Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuda Indonesia Pastikan Harga Tiket Pesawat Tak Langgar TBA Selama Mudik Lebaran 2024

Kompas.com - 06/03/2024, 19:11 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk memastikan harga tiket pesawatnya tidak akan melebihi ketentuan tarif batas atas (TBA) selama periode mudik Lebaran 2024.

Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia Ade R. Susardi mengatakan, untuk itu pihaknya akan memastikan biaya operasional perusahaan dapat dipenuhi dari tarif tiket yang ditetapkan.

"Kita tidak akan lebih dari TBA," ujarnya saat ditemui di Gedung Indosat Ooredoo Hutchison, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Adapun salah satu strategi untuk menutup biaya operasi ialah dengan memberikan promo tiket pesawat untuk penerbangan ke Jakarta.

Baca juga: Garuda Indonesia Tambah Jadwal Terbang PP ke Australia, Korsel dan Jepang Mulai 31 Maret

Sebab selama periode mudik, biasanya tiket lebih banyak dibeli untuk penerbangan ke daerah sedangkan penerbangan ke Jakarta tidak banyak peminatnya.

"Kalau orang pulang ke kampung, semua pulang ke kampung terus yang ke Jakarta enggak ada, kita coba ada promosi-promosi kita untuk terbang ke Jakarta di periode tertentu itu harganya juga spesial," ucapnya.

Dia mengungkapkan, dalam setiap layanan penerbangan Garuda Indonesia, perusahaan telah mengalokasikan sejumlah kursi sub-class dengan harga tiket yang lebih rendah.

Namun memang harga tiket pesawat akan cenderung tinggi mendekati TBA ketika tingkat keterisian kursi pesawat tersebut hampir penuh.

Oleh karenanya, jika masyarakat ingin membeli tiket pesawat dengan harga yang murah, maka harus membeli dari jauh-jauh hari.

"Jadi belilah tiket cepat-cepat. Beli tiket itu harus cepat-cepat, alokasinya lumayan banyak kok yang di sub-class yang lebih rendah," tuturnya.

Baca juga: Garuda Indonesia Tambah Frekuensi Penerbangan di 5 Rute Internasional

 


Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berharap agar Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dapat mengumpulkan maskapai penerbangan agar tidak menaikkan harga tiket pesawat saat mudik dan arus balik Lebaran 2024.

Hal tersebut penting agar angkutan udara tidak lagi penyumbang inflasi saat HKBN Idul Fitri maupun Natal dan tahun baru.

Selain itu, dia juga mengimbau para maskapai penerbangan agar tidak memanfaatkan momen mudik Lebaran untuk menaikkan harga tiket pesawat.

“Kami mohon betul kalau bisa dikumpulkan teman-teman airlines (oleh Kementerian Perhubungan) supaya (maskapai penerbangan) janganlah mengambil harga patokan tertinggi, tapi ya yang wajar, yang biasa,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa dan Idul Fitri 1445 Hijriah di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Maskapai Kompak Tebar Diskon Tiket Pesawat, Kemenhub Awasi agar Tak Ada Perang Tarif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Luncurkan Starlink di Indonesia, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com