JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan memanfaatkan e-commerce, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) daerah bisa menjangkau dan ekspansi ke pasar global. Dengan cara tersebut, potensi pertumbuhan bisnis UMKM bisa lebih besar.
Untuk itu, UMKM memerlukan banyak pelatihan tentang pemanfaatan teknologi digital utamanya e-commerce.
Untuk mendorong pelatihan ini ke pelaku UMKM, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggandeng Tokopedia-TikTok menggelar pelatihan umum bertajuk “Upgrade Skill Bersama Tokopedia dan Tiktok Selalu Untung lewat Digital” pada Rabu (7/3/2024) lalu.
"(Penjualan) hanya melalui offline sepertinya kurang, tentunya dengan online seperti ini jaringannya akan lebih sangat luas, pasarnya lebih kemana-mana baik di lokal nasional bahkan internasional," ujar Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UKM Yogyakarta Tatik Ratnawati melalui keterangannya, Jumat (8/3/2024).
"Sehingga tidak ada jarak ruang dan waktu dan juga lokasi bagi UMKM untuk berjualan," lanjut Tatik.
Baca juga: Jokowi: Jumlah UMKM Kita 65 Juta dan Penyerapan Tenaga Kerja 97 Persen
Data Dinas Koperasi dan UKM Yogyakarta menyebutkan, di wilayah ini ada 340.000 UMKM terdaftar di aplikasi Sibakul Jogja.
Kemudian, dari jumlah tersebut sudah melalukan penjualan secara daring melalui berbagai platform sudah mencapai sekitar 75 persen.
Oleh karena itu, Tatik menilai melalui pelatihan tersebut para pelaku UMKM dapat beradaptasi di e-commerce sehingga mereka bisa mengelola bisnis dengan lebih efisien, termasuk dalam hal manajemen stok, pembayaran, dan pengiriman.
"Dinas Koperasi dan UKM itu membuka peluang berkolaborasi dengan siapa pun baik swasta maupun pemerintah termasuk Tokopedia dan TikTok, sehingga kita terus mendorong teman teman UKM melalui pendekatan dan juga pendampingan supaya mereka bisa mengikuti e-comerce," kata Tatik.
Baca juga: HM Sampoerna Andalkan Digitalisasi untuk Bantu UMKM Berkembang
Head of Communication Tokopedia Aditia Grasio Nelwan menambahkan, pihaknya berkomitmen mendorong pelaku UKM di seluruh Indonesia agar bisa melakukan penjualan melalui dua platform yakni Tokopedia dan Tiktok Shop.
Ia berharap bahwa melalui sosialisasi tersebut, pola pemasaran pelaku UMKM di Yogyakarta dapat berubah dari konvensional menjadi online. Menurutnya, perubahan ini sangat penting mengingat tren bisnis yang semakin mengarah ke ranah digital.
"Pelatihan yang diberikan seperti trik memanfaatkan fitur promosi, bagaimana memanfaatkan Livestreaming, dan sebagainya," kata Aditia.
Baca juga: Tips Maksimalkan Jualan Online lewat Konten Live Streaming
Kemenko Perekonomian sebelumnya menargetkan 30 juta UMKM akan go digital pada 2024. Per Desember 2023, posisinya sudah ada 27 juta UMKM yang go digital.
"Saat ini kami masih memberikan edukasi, literasi digital kepada para UMKM, bukan hanya pemerintah tapi kami bersinergi juga dengan para pelaku digital," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin, Desember 2023 lalu.
Ke depan, pemerintah tidak hanya memfokuskan UMKM untuk go digital, namun juga menginisiasi berbagai strategi agar produk-produk UMKM dapat bersaing di pasar internasional, khususnya di kawasan ASEAN.
Caranya, dengan terus memperkuat kerja sama dengan berbagai platform niaga elektronik (e-Commerce) hingga perusahaan teknologi finansial (fintech) agar mampu mencapai target tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya