Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan 100 Persen Bahan Lokal Solo, UMKM Batik Kemeja Pria Ini Mampu Tembus Pasar Nasional

Kompas.com - 08/03/2024, 12:03 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring semakin populernya penggunaan batik sebagai sandang modern, pelaku UMKM bidang fesyen yang menggunakan batik pun ikut terkerek "cuan"-nya. Salah satunya adalah Batik Prakasa, batik kemeja pria, asal Solo, jawa Tengah.

Pemiliknya, Barkah Johan Martanto bercerita, awalnya penjualan harian mereka berkisar pada angka 150 produk. Namun, sejak memanfaatkan platform digital, salah satunya TikTok, untuk pemasaran, jumlah orderan meningkat hingga mencapai angka 300 produk per hari.

Alhasil, karyawan yang dulunya hanya 5 orang kini mejadi 15 orang. Selain itu, UMKM batik ini juga bekerja sama dengan 10 penjahit lokal untuk memenuhi permintaan pembeli. Dari 10 penjahit lokal itu, setiap penjahit memperkerjakan 20 orang lainnya.

Jadi secara tidak langsung, dengan penjualan melalui platform digital seperti TikTok, peningkatan orderan Batik Prakasa ikut mendorong terciptanya kesempatan bekerja bagi 250 orang lainnya di Solo Raya.

Baca juga: Kampung Batik Laweyan yang Menolak Terlindas Roda Zaman

Barkah mengatakan, digitalisasi juga berhasil membantu meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk Batik Prakasa.

"Dulunya, kami hanya dikenal di sekitar Solo, tetapi sekarang ini produk kami telah dikenal di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri," kata Barkah, melalui keterangannya, Jumat (8/3/2024).

Ia menambahkan, usahanya berkomitmen untuk menggunakan bahan lokal 100 persen yang dibeli dari pabrik dan UMKM di sekitar Solo Raya. Hal ini tentu memberikan dampak positif lebih besar bagi para pekerja dan UMKM di Solo.

Kemudian, pada masa kampanye #MelokalDenganBatik yang diadakan TikTok dan Tokopedia, UMKM ini mengalami peningkatan penjualan secara signifikan hingga 140 persen dibanding bulan sebelum kampanye tersebut.

Baca juga: Luruskan Disinformasi Permendag 31, Wamendag Tunggu Proses Migrasi Sistem TikTok Shop-Tokopedia Sesuai Aturan

Anggini Setiawan, Kepala Komunikasi TikTok Indonesia mengatakan, dukungan dari TikTok dan Tokopedia ini sejalan dengan komitmen platform untuk terus berupaya menciptakan ekosistem yang adil bagi seluruh pelaku usaha, termasuk UMKM.

"Untuk mencegah predatory pricing, kami telah mempersiapkan proses deteksi proaktif, serta memonitor lebih dari 1.600 kategori secara ketat, serta tidak segan untuk mengambil langkah tegas dalam mencegah penawaran harga yang tidak wajar," katanya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan bahwa TikTok hanya akan berjualan melalui Tokopedia. Zulhas memastikan bahwa kemitraan Tokopedia dan TikTok tidak akan menjadi ancaman bagi pelaku UMKM lokal.

"E-commerce-nya itu Tokopedia, kerja sama dengan TikTok. Jadi TikTok itu dia tidak e-commerce, e-commerce-nya, yang jualannya itu Tokopedia," kata pria yang disapa Zulhas itu di Tokopedia Tower, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Nakalnya Seller TikTok Shop, Kemenkop UKM Temukan Masih Ada Predatory Pricing dan Penjualan Pakaian Impor Bekas

Zulhas menyebut pemerintah telah mengatur tata niaga perdagangan elektronik melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 soal Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdangan Melalui Sistem Elektronik.

“Industri dalam negeri tidak mungkin lagi bisa terancam karena sudah ada Permendag 31/2023," kata Zulhas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com