Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
CIRCULAR ECONOMY

Dukungan untuk Palestina, YKMI: Situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash Bisa Jadi Rujukan Sahih

Kompas.com - 16/03/2024, 13:10 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seiring konflik Israel-Palestina, masyarakat di Tanah Air turut mewujudkan dukungan bagi warga Palestina lewat aksi boikot produk-produk yang dinilai berafiliasi dengan Israel.

Gerakan global tersebut menyebar di berbagai platform media sosial (medsos) sebagai wujud empati sekaligus perlawanan atas genosida Israel di Gaza, Palestina.

Terkait hal itu, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) mengajak masyarakat untuk mengecek serta menggali informasi secara mandiri mengenai perusahaan global yang berkaitan dengan Israel.

Menurut lembaga perlindungan konsumen Muslim itu, terdapat dua situs tepercaya yang dapat dirujuk, yakni Boycott.Thewitness dan Bdnaash.

Baca juga: Ramai Boikot Kurma Israel, Menko PMK: Cari Kurma Produksi Indonesia Sendirilah kalau Ada

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan dalam diskusi publik bertema "Ramadhan Tanpa Produk Genosida" di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

“YKMI telah mengidentifikasi sepuluh produk pro-genosida dengan sejumlah kriteria. Salah satu yang menjadi acuan adalah data dari situs Boycott.Thewitness dan Bdnaash,” ujar Ahmad dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Ahmad menyebut bahwa berdasarkan analisis dan kajian internal, YKMI merekomendasikan boikot massal atas 10 brand besutan perusahaan multinasional asing.

Baca juga: Kemenperin: Industri Makanan dan Minuman Terdampak Aksi Boikot Produk Pro Israel, tapi Bertahan Tak PHK Karyawan

“Kami menyarankan konsumen muslim menghindari produk (rujukannya ada pada kedua situs yang disebutkan) tersebut selama Ramadhan 1445 Hijriah. Konsumen muslim seharusnya menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti,” paparnya.

Ahmad menjelaskan, sejumlah kriteria yang menjadikan brand-brand tersebut sebagai produk terafiliasi Israel atau produk genosida, meski beberapa di antaranya diproduksi di Indonesia.

Salah satunya adalah sebagian atau saham perusahaan dimiliki oleh perusahaan Israel serta perusahaan secara terbuka atau tersirat memberikan dukungan kepada Israel dan kejahatan Israel di Palestina.

“Kami percaya, aksi boikot ini lebih besar manfaatnya bagi kemanusiaan dibandingkan dengan efek negatif yang coba dibesar-besarkan untuk menggagalkan gerakan ini. Misalnya, soal tuduhan bakal munculnya pengangguran karena aksi boikot,” terang Ahmad.

Baca juga: Jelang Ramadhan, MUI Ajak Umat Islam Boikot Produk Israel dan Afiliasinya

Mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu menilai, semenjak muncul aksi boikot produk terafiliasi Israel, terjadi peralihan penggunaan konsumen atas produk-produk nasional.

Dia mengeklaim bahwa perusahaan nasional yang tidak terafiliasi Israel juga mulai membuka lapangan pekerjaan baru untuk seluruh level pekerjaan.

“YKMI justru melihat bahwa seiring boikot, produk- produk nasional mengalami peningkatan penjualan yang signifikan serta membuka lapangan pekerjaan baru. Kami yakin, aksi boikot dapat melemahkan ekonomi Israel dan dalam jangka panjang membuat Israel tak punya kekuatan untuk menyerang dan membunuh bangsa Palestina,” katanya.

Boikot jadi momen untuk merek lokal

Sebelumnya, pengajar Komunikasi Pemasaran di London School of Public Relations Safaruddin Husada menyebut, boikot massal atas produk besutan perusahaan multinasional asing di tengah genosida Israel atas Gaza sebagai "berkah terselubung" bagi industri lokal.

Baca juga: MUI Berharap Semangat Ramadhan Makin Menggencarkan Aksi Boikot Israel

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com