Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG "Merah" di Awal Sesi, Rupiah Justru Naik Tipis

Kompas.com - 25/03/2024, 10:29 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (22/3/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.19 WIB, IHSG berada pada level 7.343,05 atau turun 7,09 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.350,15.

Sebanyak 215 saham melaju di zona hijau dan 161 saham di zona merah. Sedangkan 199 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 890,2 miliar dengan volume 1,6 miliar saham.

Baca juga: GOTO Bakal Buyback Saham hingga 200 Juta Dollar AS

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Strait Times 0,19 persen (6,2 poin) pada level 3.211,75, Shanghai Komposit melemah 0,06 persen (1,67 poin) ke posisi 3.046,35, dan Nikkei terkoreksi 0,75 persen (307,29 poin) ke posisi 40.581,1. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong naik 0,47 persen (77,1 poin) pada level 16.576,58.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.14 WIB rupiah berada pada level Rp 15.780 per dollar AS atau naik 4 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.776 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah didorong oleh sentimen Bank Sentral China yang pagi ini menyuntikan 50 miliar yuan ke 7-day reverse repo mendorong penguatan nilai tukar emerging terhadap dollar AS.

Baca juga: 5 Saham Paling Boncos Minggu Ini, Ada TINS hingga GOTO

“Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini. Suntikan likuiditas ke pasar ini bisa membantu memulihkan perekonomian China yang juga memberikan sentimen positif untuk perekonomian negara yang berhubungan dengan China,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 15.680 sampai dengan Rp 15.700 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.800 per dollar AS.

Baca juga: Mengenal Investasi Single Stock Futures dan Perbedaannya dengan Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com