Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Ramadhan Stok Pangan Aman tapi Harga Melambung, Kenapa?

Kompas.com - 27/03/2024, 14:02 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Satgas Pangan Polri memastikan stok pangan saat ini aman untuk satu hingga 1,5 bulan ke depan.

Namun demikian, Wakil Kepala Satgas Pangan Polri Samsu Arifin tak menampik berkaca pada periode Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, harga pangan sering bergerak naik secara fluktuatif sehingga perlu diwaspadai.

“Kita pastikan dari Satgas Pangan, berdasarkan analisa menghadapi HBKN (hari besar keagaman nasional) ini, satu sampai 1,5 bulan ke depan stok pangan kita aman. Yang perlu kita jaga adalah bagaimana mekanisme pendistribusian, sehingga tidak berpengaruh terhadap harga karena biasanya harga cenderung naik,” ujarnya dalam Dialog Publik dengan Tema Memastikan Ketersediaan dan Keterjangkauan Harga Pangan Jelang dan Pasca Lebaran di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Baca juga: Pragmatisme Lumbung Pangan

Harga bahan pokok naik di Pasar Tomang Barat KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL Harga bahan pokok naik di Pasar Tomang Barat

Oleh karena itu dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir akan stok pangan dan dimohon dapat membeli bahan pokok secukupnya. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim mengatakan, secara historis memang selalu terjadi pergerakan harga pangan apabila menghadapi bulan Ramadhan maupun Lebaran Idul Fitri.

Namun kenaikan harga itu, bukan disebabkan oleh pasokan yang kurang, melainkan karena faktor psikologis ekspektasi peningkatan harga terhadap barang pangan. 

“Memang secara historis nih biasanya setiap awal puasa, kemudian lebaran atau Idul Fitri ini memang terjadi kenaikan yang cukup berpengaruh. Nah kenaikan ini memang dipicu oleh adanya.. lebih ke psikologis,” kata Isy.

Baca juga: Menperin: Beras Analog Bisa Jadi Pangan Utama

Dia juga memaparkan, berdasarkan data Bank Indonesia, ekspektasi harga barang diperkirakan meningkat pada bulan Maret, Ekspektasi Indeks Harga (EIH) barang umum bulan Maret ini meningkat 137,2 persen dibanding bulan Februari yang sebesar 129,3 persen.

“(Kondisi ini) memang terjadi setiap tahun. Jadi bukan karena faktor ketersediaan, tapi lebih ke ekspektasi peningkatan terhadap barang pangan. Jadi memang itu yang yang terjadi,” ujarnya.

Seorang penjual sayur dan konsumen sedang bertransaksi membeli sejumlah bahan pangan di Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/11/2023).KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Seorang penjual sayur dan konsumen sedang bertransaksi membeli sejumlah bahan pangan di Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/11/2023).
Dia juga mewaspadai kenaikan harga ayam lantaran ada anomali harga yang terjadi di momentum Lebaran tahun ini jika dibandingkan dengan momentum Lebaran tahun lalu.

“Kita waspadai harga ayam ini, agak terjadi anomali. Biasanya harga ayam ini tidak begitu naik tapi tahun ini mengalami kenaikan yang cukup cukup signiifkan,” ungkap Isy.

Baca juga: Kawal Daulat Pangan, Kementan Percepat Optimalisasi Lahan dan Perluasan Areal Tanam di Kalteng

Isy menyebutkan apabila harga ayam di kandang sekitar Rp 24.000 per ekor, tapi di pasar harga ayam dalam bentuk karkas atau ayam potong sudah mencapai Rp 40.000 per kilogram. Harga ini sudah melebihi harga acuan terbatas (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni Rp 37.000-38.000 per kilogram.

Isy bilang kenaikan harga ayam ini ternyata disebabkan adanya pedagang perantara yang mengambil untung.

“Memang pada prosesnya pedagang perantara antara dari kandang itu bisa Rp 1.000 tapi pada prosesnya di ujungnya yakni di hilir bisa Rp 2.000 keuntungannya,” jelas Isy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com