Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerapan Kebijakan Fiskal yang Paling Tepat Ditunjukan dengan Tindakan

Kompas.com - 31/03/2024, 06:11 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Penerapan kebijakan fiskal yang paling tepat ditunjukan dengan tindakan menambah pembelian barang atau jasa saat terjadi resesi ekonomi.

Pendekatan ini sering disebut sebagai kebijakan fiskal ekspansif. Untuk diketahui saja, kebijakan fiskal dapat dilakukan dengan cara menaikkan tarif pajak, menurunkan tarif pajak, dan mengatur pengeluaran pemerintah.

Dilansir dari laman resmi Dana Moneter Internasional (IMF), pengertian kebijakan fiskal adalah penggunaan pengeluaran pemerintah dan perpajakan untuk mempengaruhi perekonomian. Pemerintah biasanya menggunakan kebijakan fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan serta mengurangi kemiskinan.

Saat terjadi resesi, pemerintah bisa menaikkan belanja APBN untuk menggerakan ekonomi. Sebaliknya saat terjadi inflasi, pemerintah bisa menekan jumlah yang beredar dengan mengetatkan pengeluaran.

Baca juga: Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Instrumen kebijakan fiskal

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pembelian barang dan jasa selama resesi. Berikut ini yang termasuk instrumen kebijakan fiskal adalah:

1. Stimulus fiskal

Pemerintah dapat meluncurkan program stimulus fiskal dengan meningkatkan belanja pemerintah untuk proyek infrastruktur, program kesejahteraan, atau insentif pajak untuk mendorong konsumsi dan investasi.

2. Peningkatan belanja APBN

Pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran untuk sektor-sektor tertentu seperti pendidikan, kesehatan, dan layanan publik lainnya untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

3. Insentif pajak

Pemberian insentif pajak kepada individu dan perusahaan untuk mendorong pengeluaran dan investasi dapat menjadi langkah efektif untuk meningkatkan aktivitas ekonomi selama resesi.

4. Pinjaman dan subsidi

Pemerintah juga dapat menyediakan pinjaman rendah bunga atau subsidi kepada perusahaan untuk membantu mereka memperluas operasi atau mempertahankan tenaga kerja selama periode sulit.

Meningkatkan pembelian barang dan jasa selama resesi dapat membantu meningkatkan permintaan agregat, mengurangi tingkat pengangguran, dan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.

Penerapan kebijakan fiskal yang paling tepat ditunjukan dengan tindakan pengetatan anggaran atau sebaliknya pelonggaran APBN.DOK. Kemenpan-RB Penerapan kebijakan fiskal yang paling tepat ditunjukan dengan tindakan pengetatan anggaran atau sebaliknya pelonggaran APBN.

Baca juga: 7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Melirik Undangan Digital, Solusi Modern dan Praktis di Era Teknologi

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com