Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakaf Produktif Perlu Ditingkatkan untuk Bangun Ekonomi Masyarakat

Kompas.com - 07/04/2024, 14:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakaf telah menjadi salah satu sedekah yang paling digemari karena sifat jariahnya. Wakaf menjadi ibadah yang istimewa karena karakternya yang multidimensi dan multinilai.

Multidimensi artinya wakaf mampu menjangkau urusan dunia dan akhirat, sedangkan multinilai memiliki arti wakaf bukan hanya bernilai ibadah, tapi juga nilai sosial.

Dari sisi ibadah, wakaf menjadi amal jariah bernilai pahala yang tidak akan terputus. Sedangkan dari sisi sosial, wakaf juga memiliki peran penting membangun ekonomi masyarakat.

Baca juga: Menteri ATR Pastikan Buat Sertifikat Tanah Wakaf Gratis, Tanpa Ada Pungutan

Ilustrasi wakaf. Dok. SHUTTERSTOCK Ilustrasi wakaf.

Dompet Dhuafa dalam keterangannya, Minggu (7/4/2024), menyatakan Badan Wakaf Indonesia (BWI) telah memproyeksikan nilai penerimaan wakaf dapat mencapai hingga Rp 180 triliun per tahun. Nilai sebesar itu tentu memerlukan pengelolaan yang tepat agar dapat menjadi wakaf yang produktif.

Secara umum, wakaf produktif dapat menjadi kontribusi penting dalam membangun kualitas hidup masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi bangsa.

Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengelolaan dana maupun aset wakaf menggunakan skema bisnis dan investasi, agar mampu menghasilkan surplus yang memiliki manfaat keberlanjutan.

Secara tidak langsung, skema ini juga bertujuan untuk memperluas manfaat dan merawat aset wakaf tersebut.

Baca juga: Manfaat dan Peran Wakaf Produktif untuk Perekonomian

Meski begitu, persepsi wakaf di tengah masyarakat Indonesia masih berkutat dalam bentuk tanah ataupun dana dengan nominal besar.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Wakaf Kementerian Agama, tanah wakaf di Indonesia hingga tahun 2022 telah mencapai luas total 57,2 hektar yang tersebar di 440.000 titik.

 

Ilustrasi donasi di bulan Ramadhan.SHUTTERSTOCK/DOERS Ilustrasi donasi di bulan Ramadhan.

Dengan luas tanah dan sebaran tersebut, menyebabkan pengelolaan dan produktivitas aset wakaf menjadi lebih menantang.

Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan pemahaman dan literasi wakaf produktif di tengah pola pikir masyarakat muslim Indonesia.

Baca juga: Wakaf dan Personal Finance

Aset ataupun dana wakaf produktif memiliki banyak manfaat dalam pembangunan nasional. Salah satunya adalah untuk mendorong perekonomian mikro dan makro. Manfaat ini dapat dirasakan melalui investasi pada sektor bisnis, baik lokal maupun nasional.

Hasil investasi tersebut pada akhirnya juga dapat menjadi pemasukan bagi kas negara melalui pajak.

Selain itu, wakaf produktif juga bermanfaat bagi sektor pendidikan, kesehatan, dan sosial. Hal tersebut dapat terwujud melalui pembangunan gedung-gedung sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya.

Sektor tersebut pada akhirnya dapat membangun sistem guna memajukan taraf hidup dan sosial masyarakat.

Baca juga: Wakaf, Pengetatan Moneter, dan Keberlanjutan Utang

Tidak hanya itu, kedua investasi di atas pada akhirnya juga dapat memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Ini karena investasi tersebut juga dapat berdampak positif pada pemberdayaan masyarakat lewat lapangan pekerjaan.

Lapangan pekerjaan inilah yang pada akhirnya menciptakan ekonomi lokal dan kemandirian masyarakat.

Melihat berbagai manfaat di atas, inovasi dalam model pengelolaan ini nampaknya menjadi kunci untuk meningkatkan potensi wakaf di Indonesia.

Namun, perlu dicatat bahwa manfaat dari wakaf tersebut hanya dapat tercapai jika produktivitasnya dapat terus ditingkatkan.

Baca juga: Pengertian Wakaf, Rukun, Hukum, dan Bedanya dengan Infaq

 

Ilustrasi zakat, wakaf.SHUTTERSTOCK/QUEENMOONLITE STUDIO Ilustrasi zakat, wakaf.

Pengelolaan wakaf produktif tentu tidak terlepas dari berbagai masalah dan tantangan. Masalah pertama adalah mengenai pola pikir masyarakat kita yang masih menganggap jika wakaf hanya dapat ditunaikan dengan jumlah aset ataupun dana yang besar.

Tidak hanya itu, ketersediaan dan kemampuan dari pengelola wakaf (Nazhir), juga menjadi dinamika tersendiri.

Saat ini, hanya sedikit jumlah Nazhir yang tidak hanya mampu menerima aset wakaf, namun juga harus dapat mengelolanya dengan baik. Bahkan pengelolaan ini juga harus dapat dipertahankan untuk menjaga kualitas serta kuantitas dari wakaf tersebut agar tetap produktif secara berkelanjutan.

"Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dan kerjasama yang erat antara pemerintah, wakif, pengelola, hingga penerima wakaf untuk mengatasi berbagai masalah ini," kata Dompet Dhuafa.

Baca juga: Pengertian Wakaf, Rukun, Hukum, dan Bedanya dengan Infaq

Selain itu, literasi wakaf di masyarakat perlu terus digaungkan di berbagai kalangan usia.
Melalui peningkatan literasi tersebut, diharapkan kepercayaan masyarakat untuk berwakaf juga dapat terbangun secara berkelanjutan.

Ini karena kepercayaan masyarakat terhadap para Nazhir adalah dasar utama dalam mendorong berjalannya ekosistem wakaf produktif tersebut.

Pasalnya, tanggung jawab atas kepercayaan pengelolaan wakaf tersebut juga perlu dijaga dan dirawat agar produktivitasnya dapat terus berlangsung. Bahkan lebih jauh lagi, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menjadikan wakaf sebagai jawaban dari masalah sosial-ekonomi yang masih marak terjadi di Indonesia.

Dompet Dhuafa selaku nazhir telah berhasil menjalankan investasi dan mengembangkan aset wakaf produktif. Salah satunya dapat kita lihat di Kawasan Zona Madina yang berlokasi di Parung, Bogor, Jawa Barat.

Baca juga: Hadirnya Bank Wakaf Mikro Bisa Kurangi Keberadaan Rentenir

Di kawasan Zona Madina, miniatur porgram wakaf produktif lahir melalui berbagai program yang berlokasi di satu kawasan di antaranya: program kesehatan di RS Rumah Sehat Terpadu (RST), program pendidikan di STIM Budi Bakti, serta program dakwah dan budaya di Masjid Al Madinah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com