Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Pelemahan Rupiah di Tengah Libur Lebaran 2024

Kompas.com - 15/04/2024, 15:56 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah melemah pada masa libur Lebaran. Data Google Finance menunjukkan nilai tukar atau kurs rupiah telah menyentuh angka 16.117 per dollar AS pada Minggu (14/4/2024).

Kurs rupiah pertama kali menyentuh 16.000 per dollar AS pada Kamis, 11 April 2024.

Pelemahan rupiah ini membuat khawatir banyak pihak, terutama yang bertransaksi atau industri sensitif dengan dollar AS.

Baca juga: Rupiah Diramal Melemah Lagi Usai Libur Lebaran 2024

Ilustrasi uang rupiah. SHUTTERSTOCK/PUTRADIGITALID Ilustrasi uang rupiah.

Pada dasarnya di pasar forex domestik, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USDIDR) masih belum menyentuh 16,000. Hal tersebut karena sebenarnya pasar FX domestik masih libur.

Meskipun begitu, banyak pihak memproyeksikan rupiah di pasar domestik akan menyesuaikan tren yang terjadi di pasar global tersebut.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan melemah ketika pasar forex domestik dibuka setelah masa libur.

Bahkan, nilai tukar rupiah diproyeksikan akan tembus di level Rp 16.000 sampai Rp 16.200 per dollar AS. 

Baca juga: Mengenal Mata Uang Perancis dan Nilai Tukarnya ke Rupiah

"Tidak heran apabila rupiah akan dibuka melemah tajam, mengingat dolar AS sangat kuat sepekan ini," kata dia dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (15/4/2024).

Ia menambahkan, hal tersebut masih ditambah dengan data inflasi AS yang secara mngejutkan naik dan di atas perkiraan. Belum lagi, peluang bank sentral AS The Fed untuk memangkas suku bunga malah sudah mundur hingga September 2024 yang dari semula Juni 2024.

Ilustrasi uang rupiah. PIXABAY/MOHAMAD TRILAKSONO Ilustrasi uang rupiah.
"Dollar AS juga didukung oleh permintaan safe haven oleh kekuatiran penyerangan Iran terhadap Israel," imbuh dia.

Menurut Lukman, hampir tidak ada sentimen positif yang dapat mendukung rupiah.

Baca juga: Penyebab Rupiah Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS di Pasar Luar Negeri

Ia menekankan, rupiah masih akan tertekan dan berada pada level Rp 16.000 sampai Rp 16.200 per dollar AS. Adapun, pelemahan rupiah ini dapat diatasi apabila BI kembali mengintervensi.

"Apabila tidak, rupiah masih akan terus melemah di atas 16.000," imbuh dia.

Sementara itu, Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar AS yang sudah menembus 16,000 bisa jadi dikarenakan mekanisme transaksi yang terjadi di pasar luar negeri, seperti di pasar non delivarble forward (NDF) Singapura.

"Itupun rupiah terlihat melemah karena posisi dollar AS yang tengah menguat secara global maupun regional Asia," ungkap Myrdal.

Baca juga: 10 Mata Uang Terendah di Dunia, Rupiah Posisi Berapa?

Ia menjelaskan, hal itu tercermin dari posisi variabel indeks Dollar DXY yang posisinya terus menanjak. Penguatan indeks Dollar DXY tersebut merupakan gambaran dari perpindahan arus dana di pasar keuangan internasional yang mengarah pada pergerakan pelaku pasar global, baik di pasar saham maupun obligasi.

Arus dana ini pada dasarnya bertujuan memindahkan aset investasinya ke pasar Amerika Serikat, terutama pasar obligasi AS yang terlihat lebih menarik saat imbal hasil (yield) dari surat utangnya terus meningkat.

Selain itu, imbal hasil itu juga terlihat meningkat saat ekspektasi penurunan bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed semakin tidak menentu (uncertain).

"Pergerakan USDIDR di pasar FX lokal sendiri baru akan dibuka pada Selasa (16/4/24) nanti," imbuh dia.

Baca juga: Simak Proyeksi Rupiah Setelah Lebaran

Secara fundamental, Myrdal menjabarkan, tren permintaan dollar AS di dalam negeri memang dalam tren yang meningkat.

Hal tersebut digunakan untuk impor bahan bakar minyak (BBM) maupun bahan pangan yang secara permintaan kebutuhannya meningkat untuk menghadapi faktor musiman Lebaran.

Seiring dengan itu, pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai pelemahan rupiah ke level Rp 16.000 per dollar AS adalah hal yang wajar.

Ia menilai pada awal perdagangan Selasa pekan depan, usai libur panjang Lebaran 2024 rupiah akan melemah. Bahkan rupiah diramal bisa menyentuh level Rp 16.000 per dollar AS pada Selasa pekan depan, setelah pada Jumat (5/4/2024) rupiah ditutup di level Rp 15.848 per dollar AS.

Baca juga: Sempat Beredar Uang Rupiah Pecahan 1.0, BI: Uang Contoh

“Pada perdagangan Selasa, rupiah akan megalami pelemahan,” kata Ibrahim.

Berdasarkan catatannya, selama libur Lebaran 2024 indeks dollar AS mengalami penguatan signifikan. Hal ini juga berdampak pada pelemahan rupiah di pasar spot international.

“Untuk rupiah, kami melihat penguatan indeks dollar AS menjadi penyebab rupiah melemah, di sisi lain cuti yang lama hampir 8 hari membuat indeks dollar AS mengalami penguatan signifikan sehingga rupiah di perdagangan internasional mengalami pelemahan terus,” ungkap dia.

Adapun, momentum perayaan Idul Fitri dan libur bersama yang memakan waktu lama, membuat Bank Indonesia tidak bisa melakukan intervensi terhadap rupiah.

Baca juga: Makin Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS, Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Di sisi lain, data-data perekonomian yang harusnya dirilis, menyesuaikan usai libur panjang lebaran, yakni pada Selasa pekan depan.

“Secara internal Bank Indonesia juga tidak bisa melakukan intervensi. Data ekonomi Indonesia juga tidak bisa dirilis karena bersamaan dengan Idul Fitri, wajar jika rupiah terus melemah ke Rp 16.000,” tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com