Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Iran-Israel, Pemerintah Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Kompas.com - 16/04/2024, 06:21 WIB
Yohana Artha Uly,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan naik hingga Juni 2024, meski ada potensi gejolak harga minyak mentah karena memanasnya konflik di Timur Tengah.

Diketahui, Iran menyerang Israel dengan ratusan drone dan rudal pada akhir pekan kemarin. Serangan ini sebagai balasan dari penyerangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April 2024 lalu.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, saat ini pihaknya meyakini konflik antara Iran dan Israel tersebut akan berlangsung dalam jangka pendek.

Baca juga: Iran Serang Israel, Pertamina Jaga Stabilitas Harga BBM

Ilustrasi bahan bakar minyak. Nilai oktan bahan bakar kendaraan mempunyai dampak terhadap polusi udara.SHUTTERSTOCK/jittawit21 Ilustrasi bahan bakar minyak. Nilai oktan bahan bakar kendaraan mempunyai dampak terhadap polusi udara.
"Iya (harga BBM) masih seperti itu (tidak naik hingga Juni 2024), karena tadi, bahwa kami masih berpikiran ini short term, sebab kecenderungan dunia, banyak pihak itu tidak menginginkan harga yang terlalu tinggi," ujarnya dalam webinar Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Senin (15/4/2024).

Namun diakui Tutuka, konflik yang memanas antara Iran dan Israel bisa membuat harga minyak mentah menyentuh 100 dollar AS per barrel.

Ia menuturkan, sejak Februari hingga April 2024 tren harga ICP sudah menunjukkan kenaikan sekitar 5 dollar AS per barrel setiap bulannya.

"Dengan adanya konflik baru ini, Iran-Israel, ini (harga minyak) sebetulnya tidak jauh dari angka 100 dollar AS. kemungkinan besar harga ICP (minyak mentah Indonesia) akan naik 100 dollar AS," kata dia.

Baca juga: Antrean Panjang di Pelabuhan Merak, Pertamina Imbau Isi BBM di Rest Area Km 43A dan Km 68A

Ilustrasi produksi minyak, kilang minyak, harga minyak.SHUTTERSTOCK/DED PIXTO Ilustrasi produksi minyak, kilang minyak, harga minyak.

Meski begitu, pemerintah akan terus memantau dampak konflik Iran dan Israel terhadap pasar minyak mentah.

Ia bilang, pemerintah menunggu respons dari Israel dan Amerika Serikat (AS) terkait serangan Iran.

Respons itu yang akan menentukan apakah tren kenaikan harga minyak mentah terus berkelanjutan, atau justru spike yakni kenaikan harga secara tajam untuk sementara waktu sebelum akhirnya turun kembali.

"Jadi apakah itu akan berkelanjutan atau spike, saya rasa cenderung menunggu dulu apa reaksi Israel dan Amerika terhadap konflik itu, dan kemunginan juga cencerung akan spike dalam waktu yang tidak lama," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com