Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Kompas.com - 19/04/2024, 11:47 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia meningkat pada Februari 2024. Salah satu pemicunya ialah depresiasi rupiah terhadap dollar AS.

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan, nilai utang luar negeri Indonesia pada Februari lalu mencapai 407,3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 6.588,89 triliun (asumsi kurs Rp 16.177 per dollar AS). Posisi ULN itu meningkat sekitar 1,6 miliar dollar AS dari bulan sebelumnya.

"Atau tumbuh 1,4 persen (year on year/yoy), meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang tumbuh 0,2 persen," kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (19/4/2024).

Baca juga: Data Teranyar, Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 6.312,62 Triliun

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memastikan pinjaman yang dilakukan pemerintah digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional (PSN), dapat berjalan dengan optimal.SHUTTERSTOCK/INDZ Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memastikan pinjaman yang dilakukan pemerintah digunakan untuk membiayai proyek-proyek strategis nasional (PSN), dapat berjalan dengan optimal.

Erwin menjelaskan, kenaikan posisi ULN itu utamanya disebabkan oleh peningkatan utang dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral.

"Perkembangan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dollar AS terhadap beberapa mata uang global, termasuk rupiah," ujar Erwin.

Secara lebih rinci, posisi ULN pemerintah pada Februari lalu sebesar 194,8 miliar dollar AS atau setara Rp 3.151,28 triliun.

Posisi itu meningkat 1,3 persen secara tahunan, lebih pesat dari kenaikan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 0,1 persen.

Baca juga: Data Teranyar, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 6.344 Triliun

Kenaikan posisi utang luar negeri pemerintah utamanya disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral.

Erwin menyebutkan, pembiayaan itu dilakukan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah.

Meskipun meningkat, posisi ULN pemerintah diklaim masih terjaga. Hal ini terefleksikan dari data yang menunjukan 99,98 persen ULN pemerintah merupakan utang tenor jangka panjang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Kemenkop-UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com