Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
MG Westri Kekalih Susilowati
Dosen

Westri Kekalih Susilowati. Dosen di fakultas Ekonomi dan Bisnis Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang

Belajar dari Iklim Investasi Vietnam

Kompas.com - 22/04/2024, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Survei tersebut mencakup 11 indikator, yaitu memulai bisnis, mengurus izin mendirikan bangunan, mendapatkan listrik, mendaftarkan properti, mendapatkan kredit, perlindungan investor minoritas, membayar pajak, perdagangan lintas batas, penegakan kontrak, penyelesaian kebangkrutan, dan fleksibilitas dalam mempekerjakan pekerja.

Nilai pada ke-11 indikator tersebut meningkat, namun secara ranking menurun. Apa artinya? Dapat diduga negara lain mengalami progres yang lebih cepat, dan Indonesia cenderung berjalan di tempat.

Tiga indikator dengan ranking tertinggi, yaitu mendapatkan listrik (33), perlindungan investor minoritas (37), dan penyelesaian kebangkrutan (38).

Sedangkan tiga indikator dengan ranking terendah, yaitu memulai usaha (140), penegakan kontrak (139), dan perdagangan lintas batas (116).

Skor indikator memulai bisnis di Indonesia lebih rendah dibandingkan Malaysia. Skor indikator memulai bisnis di Indonesia pada interval 0 – 100 yang direpresentasikan kota Jakarta - Surabaya masing-masing adalah prosedur 41,2- 35,3; waktu 90,5 – 78,4; biaya 97,5 – 97,2; dan modal minimum yang disetor 100 – 100.

Secara keseluruhan dibandingkan dengan beberapa negara adalah China 94,1 urutan 27; Thailand 92,4 urutan 47; Malaysia 83,3 urutan 126, Jakarta 82,2; Surabaya 7,77; dan Philipina 71,3 urutan 171.

Suatu negara yang dipersepsikan memiliki iklim investasi yang kondusif tidak menjamin akan menjadi pilihan destinasi investasi.

Iklim investasi yang kondusif hanya memenhui syarat perlu (necessary condition), namun belum memenuhi syara cukup (sufficient condition).

Syarat cukup adalah sesuatu yang unik, yang kas wilayah. Untuk menjadi pilihan destinasi investasi, suatu negara/daerah harus memenuhi kedua syarat tersebut.

Beberapa hal yang terkait dengan syarat cukup, misalnya kondisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah yang mendukung pengadaan tanah yang clean and clear; kemampuan berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak, kemampuan mengadopsi konsep-konsep pemasaran daerah secara kreatif dan komprehensif, dengan membentuk tim kreatif yang terdiri dari berbagai unsur seperti ahli ekonomi, sosial, politik, dan media serta memiliki “intelijen investasi” serta menyusun database dan mengolahnya menjadi informatif presentasi para pelaku ekonomi.

Kemampuan memenuhi syarat cukup adalah kunci keberhasilan menjadi pilihan destinasi investasi.

Iklim investasi yang kondusif pada akhirnya menjadi kondisi yang generic, yang sama untuk semua negara.

Maka yang sangat penting adalah sesuatu yang membedakan dengan negara atau daerah yang lain. Kemampuan memenuhi syarat cukup itulah yang akan menjadi identitas pembeda, yang justru menjadi penentu sebagai pilihan destinasi investasi.

Belajar dari Sufficient Conditon Vietnam

Dari beberapa sumber, beberapa hal berikut ini yang dapat diduga sebagai penemuhan syarat cukupnya Vietnam sebagai destinasi investasi.

Beberapa hal tersebut, yaitu kemudahan memulai usaha, stabilitas politik, tenaga kerja yang melimpah dan berkualtas.

Hal yang sangat menarik adalah jargon pemerintah Vietnam “kesuksesan investor adalah kesuksesan pemerintah”.

Dengan jargon tersebut, pemerintah Vietnam memiliki tiga komitmen terhadap investor, yaitu melindungi hak dan kepentingan investor yang sah dan layak dalam hal apa pun, selalu mendampingi badan usaha dalam mengatasi kesulitan, memanfaatkan peluang bagi investor asing untuk menjamin kepentingan.

Selain itu, stabilitas jangka panjang dan keberlanjutan di Vietnam berdasarkan prinsip: keselarasan kepentingan dan keberbagian risiko, serta tidak mengkriminalisasi hubungan ekonomi atau hubungan sipil.

Indonesia dapat belajar dari Vietnam dan menggali sumber pembeda untuk memenuhi syarat cukup sebagai destinasi investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com