Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Kompas.com - 23/04/2024, 14:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 21 April merupakan peringatan Hari Kartini yang menginspirasi dan memperjuangkan peran perempuan dalam masyarakat di Indonesia.

Hari Kartini tidak hanya menjadi momen refleksi atas prestasi Kartini sendiri, tetapi juga menggugah kita untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang adil bagi perempuan di semua lapisan masyarakat.

Sejalan dengan semangat Kartini, Grant Thornton mengungkap perkembangan peran perempuan yang menempati level manajemen senior perusahaan secara global melalui laporan rutin tahunan “Women in Business."

Baca juga: Sampoerna Dorong Kesetaraan dan Inklusi bagi Seluruh Karyawan

Ilustrasi kesetaraan gender.SHUTTERSTOCK/FIDA OLGA Ilustrasi kesetaraan gender.

Laporan ini mengangkat tema khusus “Pathways to Parity: 20 Years of Women in Business Insights” pada tahun ini.

Menurut laporan tersebut, meskipun persentase wanita yang menempati level manajemen senior secara global telah meningkat dari 19,4 persen menjadi 33,5 persen selama dua dekade, namun lajunya relatif lambat dengan mengalami peningkatan hanya 1,1 persen dari tahun lalu.

Grant Thornton pun menyebutkan dengan laju seperti ini, kesetaraan tidak akan bisa tercapai hingga tahun 2053.

Adapun Indonesia menempati posisi peringkat ke-10 secara global dengan 37 persen perempuan yang berada di posisi manajemen tingkat senior pada tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu, terjadi penurunan persentase 2 poin yang sebelumnya berada di angka 39 persen.

Baca juga: Induk Usaha Watsons Dukung Kesetaraan Gender Sesuai Program PBB

Meskipun demikian, persentase tersebut masih melampaui angka rata-rata global yang berada di angka 33 persen.

Laporan tersebut juga menyebutkan, posisi manajemen senior yang paling banyak dipegang oleh perempuan adalah direktur keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) sebesar 67 persen. Posisi kedua diikuti oleh Human Resource Director yang berada di angka 40 persen dan Chief Marketing Officer (CMO) di angka 36 persen.

Sementara itu, peringkat pertama dalam hal persentase perempuan dalam manajemen senior tahun ini dipegang oleh Filipina (43 persen), Afrika Selatan (42 persen), dan Thailand (41 persen).

 

Ilustrasi bekerjaFREEPIK/FREEPIK Ilustrasi bekerja

Dikutip dari keterangan resmi, Selasa (23/4/22/2024), berdasarkan hal tersebut, Grant Thornton pun mengidentifikasi tiga strategi bagi bisnis untuk mempercepat kemajuan menuju kesetaraan gender dalam manajemen senior.

Baca juga: Targetkan Nol Hambatan, GoTo Dorong Pembangunan Sosial Ekonomi dan Kesetaraan Gender

1. Pentingnya pengembangan divisi Diversity, Equity, and Inclusion (DEI)

Kepemimpinan dan tanggung jawab untuk pengembangan divisi keanekaragaman, kesetaraan dan inklusi adalah kunci untuk meningkatkan persentase perempuan dalam posisi manajemen senior.

Untuk setiap posisi manajemen senior yang bertanggung jawab atas DEI, persentase perempuan dalam posisi manajemen senior meningkat ketika manajemen C-level, dari jenis kelamin apapun, memimpin bersama seorang pemimpin senior perempuan.

Kombinasi terbaik adalah ketika seorang Chief Executive Officer (CEO) memimpin pengembangan DEI bersama seorang pemimpin senior perempuan, yang diproyeksi akan meningkatkan persentase perempuan dalam manajemen senior menjadi 39 persen.

2. Menerapkan strategi DEI yang dapat diukur

Kedua, untuk mencapai kesetaraan perempuan dalam posisi manajemen senior, bisnis juga harus memiliki strategi DEI yang independen, terlepas dari strategi keberlanjutan perusahaan lainnya seperti strategi ESG.

Baca juga: Kesetaraan bagi Pekerja Perempuan dan Pemuda Jadi Fokus Tourism Working Group G20

Adanya tolak ukur yang jelas juga bagian penting untuk keberhasilan penerapan strategi DEI ini.

3. Kemampuan untuk bekerja secara fleksibel

Strategi terakhir adalah kemampuan untuk bekerja secara fleksibel. Dalam 12 bulan terakhir, terjadi pergeseran pola kerja di kalangan perusahaan secara global.

 

Ilustrasi bekerja dari rumah, work from home. FREEPIK/BENZOIX Ilustrasi bekerja dari rumah, work from home.

Sekitar 47 persen perusahaan sekarang lebih memilih untuk menerapkan work from office (WFO), meningkat dari angka 36 persen tahun sebelumnya. Sementara itu, model hybrid, di mana karyawan dapat bekerja dari kantor dan dari rumah, mengalami penurunan dari 53 persen menjadi 45 persen.

Namun, perlu dicatat bahwa perusahaan yang menerapkan work form office penuh menunjukkan penurunan jumlah perempuan yang menempati posisi manajemen senior, dan penurunannya berada di bawah standar global.

Baca juga: Menteri PPPA Nilai Implementasi Kesetaraan Gender Bisa Meningkatkan Profit Perusahaan

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan, untuk menjaga dan mengembangkan kesetaraan serta keberagaman (Diversity, Equity, and Inclusivity), pihaknya terus melakukan berbagai upaya sejalan dengan pendekatan yang diambil oleh Grant Thornton International Limited (GTIL).

"Perlu adanya peran penting dari para partner di Grant Thornton Indonesia untuk mengimplementasikan strategi ini," kata Johanna.

Namun, imbuh dia, untuk meningkatkan jumlah perempuan di posisi manajemen senior tidak dapat dilakukan secara efektif jika hanya dilakukan oleh pemimpin perempuan senior saja. Perlu kolaborasi dengan pemimpin senior laki-laki dalam menerapkan kebijakan dan merancang strategi DEI.

“Salah satu upaya lain dalam strategi DEI yang dapat dipertimbangkan adalah sistem kerja. Di Grant Thornton Indonesia, kami menerapkan sistem kerja hybrid," ujar Johanna.

Baca juga: Menteri PPPA: Kesetaraan Gender Masih Belum Ditemukan di Indonesia, Khususnya di Bidang Pekerjaan

Melalui sistem kerja ini, tutur dia, diharapkan karyawan dapat tetap berinteraksi dan bekerja sama dengan tim secara langsung, sambil tetap menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional.

"Upaya ini berlaku untuk semua karyawan, baik laki-laki maupun perempuan,” tambah Johanna.

Dia mengatakan, strategi DEI yang dibuat juga harus memiliki pengukuran atau indikator kesuksesannya.

 

"Sebagai contoh, dalam proses rekrutmen di Grant Thornton Indonesia, perusahaan sangat memperhatikan dan menghitung keseimbangan antara jumlah karyawan laki-laki dan perempuan," ungkap Johanna.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com