Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Kerek Suku Bunga Acuan, Ini Respons Bankir

Kompas.com - 26/04/2024, 22:35 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Di sisi lain, terdapat potensi tertundanya kemungkinan penurunan tingkat suku bunga Amerika Serikat atau Fed Fund Rate (FFR).

"Dalam hal ini, kami menilai terjaganya stabilitas keuangan sangat penting bagi sektor keuangan khususnya perbankan dan ekonomi secara makro," imbuh dia.

Menurut Teuku, stabilitas membuat sektor keuangan dapat menerapkan strategi yang lebih baik dan bijaksana, di tengah berbagai ketidakpastian dan fluktuasi global.

Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, sejauh biaya dana (cost of fund) tidak ada kenaikan, bank mengusahakan tidak ada kenaikan suku bunga kredit (rate loan).

"Kita harus monitor," kata dia.

Namun demikian, Lani tidak menutup kemungkinan kebijakan tersebut dapat berdampak pada kenaikan suku bunga bagi debitor perbankan.

"Bisa saja," timpal dia.

Baca juga: Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Sedangkan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN mengatakan, era suku bunga mahal akan direspons dengan penilaian ulang atas target penyaluran kredit yang dipatok di awal tahun.

Hal ini lantaran, perusahaan perlu mengantisipasi adanya era suku bunga tinggi.

Sampai kuartal I-2024 ini, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 344,2 triliun. Angka tersebut tumbuh 14,8 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 299,7 triliun.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menginginkan, pertumbuhan kredit sampai akhir tahun justru akan dijaga pada level 10-11 persen. Awal tahun ini, BTN mematok target penyaluran kredit konservatif di angka 11-12 persen.

"Antisipasi likuiditas yang belakangan akan jadi lebih mahal, pendanaan juga jadi lebih mahal, karena naiknya BI rate," kata dia usai konferensi pers paparan kinerja BTN per 31 Maret 2024, Kamis (25/4/2024).

Ia menambahkan, dengan adanya kondisi tersebut, penyaluran kredit akan menghadapi banyak tantangan ke depannya. Dengan menurunkan pertumbuhan kredit, BTN tidak perlu mencari banyak dana yang diprediksi bertambah mahal.

"Kalau harga bahan baku mahal, maka jualannya tidak usah terlalu digeber," tandas Nixon.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis points atau 0,25 persen ke level 6,25 persen. Keputusan ini merupakan hasil dari gelaran Rapat Dewan Gubernur BI periode Aprill 2024.

Selain itu, bank sentral juga mengerek tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun menjadi 5,50 persen dan lending facility tetap di level 7,00 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25 persen," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (24/4/2024).

Baca juga: Prediksi BI: Suku Bunga The Fed Baru Turun pada Desember 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com