Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi AI Mampu Permudah Pengisian Data Proses Bea Cukai

Kompas.com - 31/05/2024, 09:50 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembebasan bea dan cukai yang memegang peranan vital dalam perdagangan internasional, terutama proses ekspor dan impor barang. Namun proses ini sangat kompleks. Untuk itu, butuh adopsi digital dari teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk otomatisasi entri data dalam proses bea cukai.

Anthony Susanto, CEO Fr8co mengatakan, adopsi teknologi AI meminimalisir risiko kesalahan manusia untuk mencapai tingkat produktivitas dan akurasi yang tinggi. Tentu saja, digitalisasi proses pembebasan bea cukai ini akan sangat berguna, terutama untuk industri logistik atau freight forwarding.

Fr8co sendiri merupakan startup yang memberikan layanan otomatisasi entri data dalam proses bea cukai hanya dalam hitungan detik, memanfaatkan AI. Layanan startup lulusan Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 7 menawarkan integrasi canggih dengan sistem CEISA dan INSW untuk mempercepat dan menyederhanakan proses pembebasan bea dan cukai.

Baca juga: Tumpukan Kontainer di Pelabuhan, Sri Mulyani: 62,3 Persen Sudah Diselesaikan

Menurut Anthony, teknologi AI yang dikembangkan oleh Fr8co akan secara otomatis mengisi data berdasarkan dokumen yang telah diunggah. Hal ini untuk menghindari pengguna untuk mengisi data secara manual yang seringkali memakan waktu.

Teknologi ini juga mampu membaca dokumen yang kabur atau rusak, yang umumnya sulit terbaca oleh mata manusia. Serta, mampu mengenali dan mengisi data dengan tingkat akurasi yang tinggi, memastikan efisiensi dan keakuratan dalam pemrosesan data.

"Melalui platform Fr8co, pengguna dapat memperoleh nomor pengajuan dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) secara langsung serta menerima pembaruan responsif dari Kantor Bea Cukai. Ini memungkinkan pengguna untuk mengelola dokumen, pengangkut, dan barang dengan efisiensi yang lebih maksimal," kata Anthony melalui keterangan pers, Kamis (30/5/2024).

Ke depan, Anthony menetapkan target ambisius untuk menjadi platform utama pendukung layanan bea cukai di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga berencana mengembangkan sistem untuk mempermudah dan mempercepat proses pengurusan perizinan di Indonesia.

Baca juga: Startup Logistik Deliveree Kini Pakai AI agar Bisnis Lebih Efisien

Perbaikan Layanan Bea Cukai

Sebelumnya, beredar banyak keluhan kinerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Ditjen Bea Cukai) terkait kebijakan importasi barang viral di media sosial (medsos). Hal ini membuat Menkeu Sri Mulyani buka suara.

Adapun ketiga kasus yang viral itu mengenai masyarakat yang membeli sepatu bola seharga Rp 10 juta tapi diminta bea masuk Rp 31 juta, bantuan alat belajar untuk Sekolah Luar Biasa (SLB) dikenakan bea masuk ratusan juta, dan kiriman paket mainan Megatron milik influencer yang ditahan Ditjen Bea Cukai.

Hal ini membuat Sri Mulyani meminta Bea Cukai memperbaiki layanannya. Kemudian, Menkeu juga meminta Ditjen Bea Cukai untuk lebih gencar melakukan sosialisasi terkait kebijakan yang menjadi wewenang Ditjen Bea Cukai.

Dia juga meminta agar Ditjen Bea Cukai bekerja sama dengan para pemangku kepentin terkait agar dalam pelayanan dan penanganan masalah di lapangan dapat berjalan cepat, tepat, efektif sehingga memberikan kepastian kepada masyarakat.

Menkeu juga mengungkapkan, untuk kasus pembelian sepatu sepak bola dan mainan Megatron, ditemukan indikasi harga yang diberitahukan oleh perusahaan jasa titipan (PJT) lebih rendah dari yang sebenarnya.

"Oleh sebab itu, petugas BC mengoreksi untuk keperluan penghitungan bea masuk dan pajaknya," jelas Sri Mulyani dikutip dari akun Instagram resminya, @smindrawati, Sabtu (27/4/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com