Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KEEN Tebar Dividen Rp 27,68 Miliar

Kompas.com - 10/06/2024, 14:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten sektor energi baru terbarukan (EBT) PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) memutuskan pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Perseroan juga mengungkapkan rencana ekspansi di sektor EBT.

Direktur Utama Kencana Energy Wilson Maknawi, dalam RUPST, pemegang saham menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2023, menyetujui dan menetapkan penggunaan laba Tahun Buku 2023, termasuk pembagian dividen.

Baca juga: Fokus Kembangkan Pembangkit Listrik EBT, KEEN Raih Rating Baik ESG dari Sustainable Fitch

Sejumlah emiten akan membagikan dividen pada Juni 2024. SHUTTERSTOCK/SHUTTERSTOCKPROFESSIONAL Sejumlah emiten akan membagikan dividen pada Juni 2024.

Dividen pada tahun 2023 senilai total Rp 27,68 miliar atau Rp7,55 per lembar saham, meningkat jika dibandingkan dengan 2022, seiring dengan peningkatan laba perseroan.

"Walaupun KEEN masih dalam tahap pertumbuhan, perseroan tetap berkomitmen untuk memberi return kepada investor yang mendukung kami," kata Wilson dalam keterangan resmi, Senin (10/6/2024).

Wilson menjelaskan, KEEN terbilang rutin membagikan dividen. Pada tahun buku 2022, RUPST KEEN memutuskan pembagian dividen 1,60 juta dollar AS atau setara 11,05 persen dari laba bersih, yaitu 14,48 juta dollar AS. Kala itu, dividen yang dibagikan Rp 6,50 per lembar saham.

Wilson menyampaikan dari sisi kinerja, sepanjang kuartal I 2024, perseroan meraih laba
bersih 3,81 juta dollar AS, menurun 32,89 persen dibandingkan pada kuartal I 2023 senilai 5,67 juta dollar AS.

Baca juga: KEEN Bagikan Dividen 1,35 Juta Dollar AS

Penurunan laba bersih ini seiring dengan pendapatan KEEN yang terkoreksi 25,86 persen menjadi 9,76 juta dollar AS pada kuartal I 2024, dari kuartal I 2023 sebesar 13,17 juta dollar AS.

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA).SHUTTERSTOCK/MAXIM BURKOVSKIY Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Tahun lalu, perseroan mencetak pendapatan 48,02 juta dollar AS, naik 14,79 persen dari 2022 sebesar 41,83 juta dollar AS. Sebesar 62,63 persen pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 31,95 persen dari bunga konsesi, dan 5,27 persen dari penjualan listrik EBT.

Pada tahun 2023 KEEN membukukan laba bersih 14,82 juta dollar AS, naik 2,36 persen dari laba 2022 senilai 14,48 juta dollar AS.

Dari sisi operasional, KEEN memproduksi listrik 277,89 GWH pada 2023, turun dari 311,93 GWh pada 2022. Menurut Wilson, penurunan itu disebabkan dampak El Nino yang membuat
curah hujan berkurang sehingga berdampak ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air, terutama PLTM Ma'dong.

Baca juga: Investor Jepang Akuisisi 25 Persen Saham KEEN

"Karena iklim yang sangat kering, KEEN mengalami penurunan produksi sekitar 10,91%. Meski
demikian, Perseroan tetap berhasil memenuhi quota sesuai PPA dan tidak terkena sedikit-pun
penalty untuk hasil produksi 2023," ungkapnya.

Pada 2024, perseroan mengejar target produksi listrik 324,1 GWh, sekaligus rekor tertingginya. Hal ini sejalan dengan pertambahan kapasitas Perseroan dengan mulai beroperasinya PLTM Ordi Hulu pada April 2024.

Portofolio KEEN saat ini ialah PLTA Pakkat berkapasitas 18 Megawatt (MW), PLTA Air Putih 21
MW, PLTM Ma'dong 10 MW, PLTM Ordi Hulu 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(PLTBm) Tempilang 2 sebesar 5 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tempilang
1,36 MWp. Totalnya mencapai sekitar 65 MW.

Wilson menyampaikan pada 2023, perseroan menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PLN untuk PLTM Salu Noling yang berkapasitas 10 MW, menyelesaikan konstruksi proyek baru yakni pembangkit listrik mini hidro (PLTM) Ordi Hulu yang berkapasitas 10 MW, dan menyelesaikan konstruksi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Tempilang yang berkapasitas 1,3 MW.

Baca juga: Kebijakan TKDN Dinilai Hambat Investasi PLTS di Indonesia

 

Ilustrasi panel surya, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).SHUTTERSTOCK/DIYANA DIMITROVA Ilustrasi panel surya, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Ke depan, perseroan akan terus melangkah berupaya mengembangkan proyek EBT dan
mendukung energi bersih masa depan, bukan hanya Pembangkit Listrik Tenaga Air tetapi juga
Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin hingga 500 MW.

"Di dalam pipeline, kami menargetkan dapat mengembangkan aset EBT hingga 500 MW. Saat
ini KEEN juga tengah mengikuti proses tender dengan total kapasitas 180 MW." katanya.

Perincian proyek dalam pipeline jangka panjang di sektor energi hidro ialah PLTA Sumatera
Utara 35 MW, PLTA Sulawesi 1 75 MW, PLTA Sulawesi 2 90 MW, dan PLTA Gorontalo 22 MW.
Di sektor energi angin, KEEN menargetkan pembangunan 2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) di Sulawesi Selatan dengan kapasitas masing-masing 62,5 MW dan 100 MW.

KEEN juga berencana mengembangkan Solar PV 60 MW dan pembangkit listrik Hybrid 5 MW.
Selain PLTA, KEEN masuk ke sektor mini hydro, dan memiliki pipeline project PLTM Sulawesi 4
10 MW dan PLTM Nasal 10 MW.

Baca juga: Pemanfaatan Baru 140 MW, Kementerian ESDM Sebut Perlu Percepatan Pengembangan PLTS Atap

Perusaahan pun menargetkan bisnis kelistrikan dari Biomassa 10 MW dan Biogas 10 MW.

Sementara itu, PLN berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 40.575 MW hingga tahun 2030. Dari total ini, lebih dari setengahnya, atau 52 persen akan dari EBT, dengan porsi terbesar di Hidro, disusul oleh Solar PV, Geothermal, Mini Hidro, Wind, dan Bio-Energy.

"KEEN telah menyiapkan pipeline proyek yang luas dari sumber alam yang beragam, siap untuk mengambil kesempatan untuk membantu PLN mencapai target EBT Indonesia." jelas Wilson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com