Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp 16.300 per Dollar AS, Ini Penjelasan Bi

Kompas.com - 13/06/2024, 14:00 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tengah berada dalam tren depresiasi. Bahkan, di pasar spot, kurs rupiah sempat menyentuh level Rp 16.300 per dollar AS pada perdagangan Senin (10/6/2024) hingga Rabu (12/6/2024) kemarin.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia (BI) Edi Susianto mengatakan, pelemahan rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang menguat. 

Kondisi in dipicu oleh rilis data ekonomi teranyar di AS, seperti realisasi data tenaga kerja di atas ekspektasi pasar.

Baca juga: Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Ilustrasi rupiah, uang rupiah.PIXABAY/ROBERT LENS Ilustrasi rupiah, uang rupiah.

"Sehingga mendorong NDF (non deliverable forward) mata uang Asia termasuk rupiah mengalami pelemahan," kata dia, kepada Kompas.com

Berdasarkan data BI, NDF atau kontrak berjangka rupiah sempat menembus level Rp 16.320 per dollar AS pada Senin lalu. Adapun saat ini, Edi bilang, NDF rupiah berada di bawah Rp 16.300 per dollar AS. 

"Hal tersebut yang menyebabkan nilai tukar rupiah di pasar spot dari hari Senin kemarin juga mengalami pelemahan," ujarnya.

Meskipun demikian, pada perdagangan Kamis (13/6/2024) hari ini, nilai tukar rupiah mulai kembali menguat terhadap dollar AS. Walaupun, kurs rupiah masih mendekati kisaran Rp 16.300 per dollar AS.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Melemah di Akhir Sesi Perdagangan

Oleh karenanya, Edi memastikan, bank sentral melakukan intervensi di pasar keuangan untuk menjaga stabilitas rupiah.

Upaya intervensi dilakukan di pasar spot dan domestic non deliverable forward (DNDF), serta pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.

"BI memastikan berada di pasar untuk menjaga jangan sampai ada gejolak yang ekstrim dan menjaga keseimbangan supply-demand valas terkendali untuk tetap confidence pasar tetap terjaga," ucap Edi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com