Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Bakal Akuisisi Sumber Beras di Kamboja, Ini Kata Guru Besar IPB

Kompas.com - 16/06/2024, 12:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Universitas IPB Dwi Andreas Santosa mengungkapkan, kebijakan Bulog yang akan mengakuisisi sejumlah sumber beras di Kamboja merupakan rencana yang tepat untuk menjamin ketersediaan stok beras nasional.

Dia menilai dengan kebijakan itu, Indonesia tidak perlu berebut beras dengan negara lain, saat produksi beras nasional berkurang dan pengadaan impor harus dilakukan.

“Yah sudah tepat, sekarang ini yang kita lakukan ketika jumlah produksi tidak cukup kan pasti mengimpor dari luar negeri. Dengan rencana ini, ketika kita punya cadangan sendiri di luar melalui kerja sama dengan negara tersebut tentu kita tidak ribut-ribut lagi dengan negara lain untuk mencari stok beras,” ujar Dwi Andreas saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).

Baca juga: Bos Bapanas Buka Suara soal Niat Bulog Caplok Perusahaan Beras Kamboja

Walau demikian, Dwi menilai, meski nantinya kerja sama ini resmi diimplementasikan, pemerintah harus tetap mengutamakan produksi dalam negeri. Impor dilakukan hanya menjadi jalan terakhir agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap ada untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.

Sementara itu, Ombudsman RI menyatakan dukungannya terhadap rencana Bulog yang mengakuisisi sumber beras di Kamboja.

Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika mengungkapkan, rencana investasi itu sebaiknya diperluas ke berbagai negara lain seperti Vietnam, Thailand, bahkan Australia.  “Itu terobosan yang sangat bagus. Kalau perlu Bulog itu mengakusisi lahan-lahan di Vietnam di Thailand, di Australia sehingga kita tidak impor (beras) tetapi itu kita laksanakan di sana buat negara kita sendiri," ujarnya.

Yeka menilai kebijakan yang diambil pemerintah itu diperlukan lantaran Indonesia mengalami persoalan pada lahan produksi pertanian yang berkurang. “Ini penting sekali sehingga modalnya dari kita, diambil untuk kita sendiri sehingga jauh lebih murah dan harapannya nah ini, jangan sampai kalau sudah seperti itu beras impor masih mahal. Itu terlalu namanya," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengakuisisi sejumlah sumber beras di Kamboja.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat memberikan sambutan pada peringatan HUT Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ke-52 yang digelar di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Menurut Luhut, Presiden pun telah memerintahkan dirinya untuk menindaklanjuti akuisisi itu.

"Juga Bulog, kita akan akuisisi beberapa sumber beras di Kamboja. Dan Presiden tadi sudah perintahkan saya untuk kita tindaklanjuti," ujar Luhut.

Baca juga: Bulog Sebut 2 Juta Ton Beras Impor Sudah Masuk Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Whats New
Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Whats New
Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com