Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah RI | Kimia Farma Tutup 5 Pabrik

Kompas.com - 27/06/2024, 06:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

1. Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Direktur Riset CORE Indonesia Etika Karyani mengungkapkan fenomena makan tabungan atau “Mantab” mayoritas terjadi pada masyarakat kelas menegah dan kelas bawah. Hal itu lantaran jumlah kenaikan pada pendapatan tidak sejalan dengan jumlah naiknya harga-harga bahan pokok.

Sehingga mau tak mau yang dikorbankan untuk membayarkan cicilan adalah tabungan.

“Belanja kelas menegah dan kelas menegah ke bawah itu masih ditopang oleh tabungan. Sehingga ketika cicilan meningkat, namun jumlah peningkatan pendapatan mereka tidak sejalan dengan naiknya harga-harga bahan pokok, maka tabungan yang dipakai,” ujarnya dalam diskusi webinar yang disiarkan secara virtual, Selasa (25/6/2024).

Adapun fenomena makan tabungan sudah terlihat sejak akhir tahun lalu.

Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode November 2023, alokasi pendapatan untuk menabung mengalami penurunan, dari 15,7 persen menjadi 15,4 persen.

Selengkapnya klik di sini.

2. Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak cenderung menguat sejak awal pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah telah kembali meninggalkan level Rp 16.400 per dollar AS.

Pada Selasa (25/6/2024), nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,12 persen ke Rp 16.375 per dollar AS. Sementara itu mengacu data Bank Indonesia (BI) Jisdor, kurs rupiah pada Selasa kemarin sebesar Rp 16.379 per dollar AS.

Posisi ini lebih rendah dari Senin lalu sebesar Rp 16.431 per dollar AS. Salah satu pemicu apresiasi kurs rupiah ialah tampilnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bersama Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo - Gibran pada Senin (24/6/2024).

"Dari domestik konferensi pers (bersama pemerintah dengan tim transisi) sangat mendorong confindence market," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Edi Susianto, kepada Kompas.com, Selasa.

Selengkapnya klik di sini.

3. Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 menemukan, laki-laki masih menjadi penyumbang proporsi terbesar dalam rata-rata jumlah transaksi dan jumlah produk.

Adapun nilai transaksi yang digunakan oleh pengguna di Indonesia rata-rata masih di bawah Rp 500.000. Laporan ini merupakan kerja sama antara Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC).

"Pada 2023, rata-rata laki-laki membeli 46 produk menggunakan PayLater dalam setahun, sementara rata-rata perempuan membeli 40 produk," tulis dia dalam laporan tersebut, dikutip Rabu (26/6/2024).

Selain itu, berdasarkan rata-rata nilai transaksinya, laki-laki cenderung melakukan transaksi menggunakan paylater dengan nominal yang lebih besar dibanding perempuan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com