Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Enam Tips Sukses Karier

Kompas.com - 27/06/2024, 09:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Monika Dwi Kristiani dan Rostiana*

PEKEMBANGAN ekonomi global mendesak para pelaku usaha untuk bisa beradaptasi secara cepat atas perubahan kondisi.

Demi tetap bertahan dan berkembang, perusahaan menetapkan target yang kompetitif serta peningkatan kinerja setiap tahunnya.

Pada akhirnya, peningkatan kerja perusahaan mensyaratkan peningkatan kinerja karyawannya.

Sebagai karyawan, tentunya kita ingin memberikan kontribusi terbaik ke perusahaan. Seorang karyawan bisa bekerja dengan baik, salah satunya karena memiliki motivasi internal yang baik juga.

Dalam dunia kerja, motivasi internal terwujud dalam bentuk work engagement. Work engagement merupakan keterkaitan mental individu dengan pekerjaannya yang terbentuknya hubungan positif dengan ditandai adanya rasa semangat, dedikasi dan penghayatan (Schaufeli & Bakker, 2004).

Semangat (vigor) ditandai dengan ketahanan mental dalam bekerja, berusaha dan tekun dalam menyelesaikan tugas ataupun kesulitan.

Dedikasi (dedication) ditandai dengan antusiasme, perasaan bangga dan bermakna. Penghayatan (absorption) ditandai dengan perasaan senang dalam bekerja, penuh konsentrasi, sulit melepas diri dari pekerjaan (Schaufeli & Bakker, 2004).

Karyawan yang memiliki tingkatan work engagement yang tinggi lebih mampu tampil dengan kinerja terbaiknya, hal tersebut dikarenakan karyawan merasa nyaman dan senang dengan pekerjaan yang dilakukan (Bakker & Demerouti, 2017).

Lalu, apakah work engagement berpengaruh terhadap kesuksesan karier seseorang? Tentu saja. Kinerja yang baik adalah aset yang dapat dijadikan bahan “transaksi sosial” antara karyawan dengan perusahaan.

Work engagement dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan sumber daya di kantor dan sumber daya pribadi yang kita miliki.

Berikut enam hal yang bisa kamu lakukan dengan memanfaatkan peluang di sekitarmu.

Pertama, bangun relasi dan komunikasi yang baik dengan atasan.

Schaufeli et al. (2019) menjelaskan pemimpin memiliki peran penting dalam meningkatkan work engagement karyawan.

Relasi yang efektif antara atasan dan bawahan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, di mana setiap individu merasa didukung dan dihargai.

Selain itu, dengan feedback yang diberikan atasan, kita akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang (Salanova & Schaufeli, 2008).

Dalam atmoster kerja yang saling mendukung, setiap individu akan termotivasi untuk berkontribusi secara maksimal, berbagi ide-ide kreatif, dan bekerja secara sinergis untuk mencapai keberhasilan bersama.

Maka, membangun komunikasi terbuka dan jujur dengan atasan sangat penting.

Sebagai contoh, seorang karyawan harus berinisiatif lebih dulu menyampaikan hal-hal apa saja yang sudah dicapai dalam kurun waktu tertentu, sehingga atasan mengetahui seberapa jauh perkembangan pekerjaan saat ini.

Berawal dari komunikasi yang baik, Anda dapat membina hubungan positif sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman.

Kedua, bangun relasi dan komunikasi yang baik dengan rekan kerja.

Dunia kerja identik dengan teamwork. Oleh sebab itu, membangun hubungan baik dengan rekan kerja sangat penting.

Relasi yang baik dengan rekan kerja adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja, kesejahteraan, dan kepuasan kerja.

Salah satu kunci utama untuk membina hubungan baik dengan rekan kerja adalah komunikasi yang efektif. Ketika berkomunikasi dengan baik, maka kita menghindari salah paham dan konflik.

Komunikasi yang efektif adalah saat kita mendengarkan dengan baik ketika rekan kerja berbicara dan berbicara dengan jelas saat ingin menyampaikan pesan. Dengan begitu, ada rasa saling menghargai dan menghormati antarsesama rekan kerja.

Ketiga, pahami budaya kerja perusahaan Anda.

Kebahagiaan dan kesejahteraan karyawan merupakan kunci sukses perusahaan. Maka, perusahaan merumuskan budaya kerja terbaik untuk mengatur perilaku tiap individu dalam organisasi.

Saking pentingnya, budaya kerja menjadi tolok ukur perusahaan saat melakukan proses rekrutmen juga promosi jabatan.

Kesesuaian dan kepatuhan dengan budaya perusahaan menjadi nilai lebih seorang karyawan. Sebab, individu yang memahami budaya kerja dengan baik dianggap mampu memberikan kinerja yang optimal.

Salah satu budaya kerja positif adalah terciptanya tim kerja yang solid. Adanya pengelompokan atau “politik” kantor dapat membuat lingkungan kerja menjadi tidak nyaman.

Untuk itu, Anda dapat melakukan kolaborasi dan kerja sama di antara tim dan departemen. Hapus hambatan yang mungkin menggangu komunikasi antarsesama rekan kerja.

Keempat, pahami peran, tugas dan target pekerjaan Anda.

Pahami pekerjaan Anda! Kalimat yang terkesan mudah, tapi ternyata sulit dilakukan. Studi Gallup pada 2013 menemukan bahwa hanya 13 persen karyawan di 142 negara yang merasa engaged di tempat kerja mereka (Schwartz & Porath, 2014).

Di Indonesia, tercatat hanya 15 persen karyawan merasa engaged dengan perusahaan di mana mereka bekerja (AONHewitt, 2013).

Karyawan yang engaged dengan memahami peran, tugas serta target pekerjaannya memiliki perasaan terikat yang menimbulkan gairah terhadap pekerjaannya, bersedia untuk mengorbankan lebih banyak tenaga dan waktu demi pekerjaannya, dan menjadi lebih proaktif dalam mencapai tujuan pekerjaannya (Macey et al., 2009).

Salah satu cara sukses mencapai target pekerjaan adalah dengan membuat rencana dan prioritas pekerjaan dengan jelas dan detail serta melakukannya dengan manajamen waktu yang sesuai.

Kelima, pahami peraturan serta kebijakan perusahaan Anda.

Peraturan dan kebijakan perusahaan dibuat untuk menjadi pegangan bagi perusahaan maupun karyawan terkait hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Tujuannya untuk menciptakan hubungan kerja harmonis, aman dan dinamis antara pekerja dan perusahaan.

Karyawan yang mampu memahami dan menerapkan aturan serta kebijakan perusahaan tentunya dapat bekerja secara optimal sesuai standard operating procedure (SOP).

Keenam, manfaatkan fasilitas pelatihan dan pengembangan karyawan.

Program pelatihan dan pengembangan karyawan sangat penting untuk keberhasilan bisnis perusahaan.

Program-program ini tidak hanya menawarkan kesempatan bagi karyawan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill mereka, tetapi juga bagi pengusaha untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan budaya perusahaan.

Biasanya, karyawan akan bertahan lebih lama ketika perusahaan berinvestasi dalam pengembangan karier.

Pengalaman serta pengetahuan kerja menjadi modal bagi karyawan untuk mendapatkan kesuksesan dalam berkarier.

*Monika Dwi Kristiani, Mahasiswa S2 Fakultas Psikologi UNTAR
Rostiana, Dosen Fakultas Psikologi UNTAR

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com