Pada periode 2014 – 2019, angka Gini Ratio mampu turun 0,024 poin dari 0,406 menjadi 0,382. Namun penurunan ini terkoreksi melabat pada periode 2019 – 2024 sampai dengan sekitar delapan kali lipat perlambatannya. Angka Gini Ratio hanya mampu turun 0,003 poin dari 0,382 menjadi 0,379.
Sudah lebih dari empat tahun berlalu sejak pandemi melanda Indonesia. Namun dampak pandemi, khususnya terhadap kesejahteraan penduduk, belum sepenuhnya berlalu.
Masalah kemiskinan perkotaan dan juga perlambatan kemiskinan dan ketimpangan perlu digaris bawahi.
Karakteristik kemiskinan di perkotaan berbeda dengan kemiskinan di perdesaan. Berdasarkan Publikasi Penghitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia Tahun 2023 yang dikeluarkan BPS, jika di perdesaan sebagian besar rumah tangga miskin menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian sebesar 65,36 persen, maka tidak untuk rumah tangga miskin di perkotaan.
Sebagian besar rumah tangga miskin perkotaan mencukupi kebutuhannya dari sektor non pertanian yang mencapai sebanyak 55,35 persen rumah tangga.
Mutu modal manusia pada rumah tangga miskin masih menjadi sorotan. Masih dari publikasi yang sama bahwa kepala rumah tangga miskin di perkotaan sebesar 58,05 persennya atau 6 dari 10 kepala rumah tangganya berpendidikan SD sederajat ke bawah.
Rendahnya pendidikan kepala rumah tangga miskin perkotaan membuat mereka lebih banyak terserap pada pekerjaan informal dengan pendapatan yang rendah dan tanpa adanya jaminan.
Di satu sisi kebutuhan dan biaya hidup di perkotaan tentu jauh lebih tinggi jika di bandingkan dengan di perdesaan.
Ke depan, dengan catatan problematika kemiskinan dan kesenjangan yang belum usai, maka diperlukan upaya serius guna mempertajam program penanggulangan kemiskinan maupun program pemerataan pembangunan yang sesuai dengan karakteristik target sasaran program.
Bahkan dirasa perlu untuk diselaraskan dengan program Presiden-Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran “8 Program Hasil Terbaik Cepat”.
Dengan harapan dan tujuan agar kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat dapat tercapai secara paripurna, berkelanjutan dan berkeadilan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.