Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Menghadapi Kegagalan dari Pebisnis Asal Baduy

Kompas.com - 12/03/2019, 16:43 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalankan sebuah bisnis tak semudah membalikan telapak tangan. Terkadang kita perlu jatuh bangun sebelum bisnis yang kita rintis bisa menghasilkan pundi-pundi uang.

Hal tersebut terjadi pada Narman (27). Pemuda asli suku Baduy luar ini kerap mengalami kegagalan dalam berbisnis sebelum sukses seperti sekarang.

Pria yang tak sempat merasakan bangku sekolah ini merupakan penjual kerajinan tangan asli suku Baduy. Dia menjual produk kerajinan seperti kain tenun, gelang, kalung dan tas anyaman melalui media sosial Instagram dan sejumlah e-commerce.

Pemilik akun Instagram Baduy Craft ini bercerita mengaku pernah berjualan pakaian selama dua tahun sebelum menekuni bisnisnya yang sekarang. Setelah dua tahun dijalani, bisnisnya pun bangkrut.

Baca juga: Kisah Narman, Pemuda Baduy yang Sukses Pasarkan Kerajinan Via Internet

“Di 2011 saya pernah membuka bisnis toko baju, ini murni bukan produk asli Baduy, ini produk yang memang saya ambil dari pasar. Pangsa pasarnya bukan orang Baduy, tapi masyarakat umum. Saya mencoba peruntungan di sana, ternyata hanya bertahan selama 3 tahun. Di 2014 saya gagal, modalnya enggak balik,” ujar Narman di Jakarta, Senin (11/3/2019).

Kegagalan yang dihadapi Narman tak membuatnya kapok. Dia kembali merintis bisnis lainnya.

Kali ini dia merintis bisnis peternakan ayam. Namun, lagi-lagi dia bangkrut.

“Saya mencoba lagi peruntungan berbisnis ayam ternak. Saya punya ayam ternak jumlahnya ada 5 ribu ekor, itu hanya bertahan dua tahun, saya gagal lagi, modalnya juga belum ketarik lagi sampai sekarang,” kata Narman.

Dua kali gagal berbisnis tak membuat Narman menyerah. Di 2016 dia mencoba berjualan produk kerajinan tangan khas Baduy.

Saat itu dia mencoba belajar secara otodidak cara memasarkan sebuah produk di dunia maya. Rupanya, kali ini bisnis yang digeluti Narman membuahkan hasil.

Saat ini dia sudah mampu mengantongi omzet sampai Rp 15 juta tiap bulannya dari bisnis itu.

“Jadi dari 2016 saya membuat Baduy Craft. Itu bisnis yang saya kelola sendiri, di sana ada teman-teman yang membantu, ada tim produksinya yang kebetulan warga asli sana sebagai perajin lokal. Jadi Baduy Craft bergerak di bidang produksi, penjualan kerajinan tangan dari Baduy,” kata Narman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com