Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI "Pede" Rupiah Menguat Sepanjang Tahun Ini

Kompas.com - 23/03/2019, 18:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memandang nilai tukar rupiah akan terus menguat sepanjang tahun ini. Hal tersebut sejalan dengan semakin berkurangnya ketidakpastian ekonomi global karena kian jelasnya arah kebijakan bank sentral AS Federal Reserve.

Dampak dari kebijakan The Fed tersebut akan membawa aliran modal asing masuk ke Indonesia. Menurut Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah, ketidakpastian global yang berasal dari normalisasi kebijakan moneter The Fed mereda.

Risiko lain yang menghantui rupiah adalah perang dagang AS dan China, serta progres perundingan terkait keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Baca juga: Rupiah Bergejolak, Mengapa Kondisi Perbankan Indonesia Tetap Stabil?

"Selama tahun 2018 terdapat tiga faktor global yang menekan nilai tukar rupiah. Namun di tahun 2019 ini, satu dari tiga faktor global yang menekan nilai tukar rupiah tersebut, sudah menemukan titik terang," kata Nanang dalam pelatihan wartawan ekonomi dan moneter BI di Yogyakarta, Sabtu (23/3/2019).

Pada Rabu (20/3/2019) waktu setempat, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya. The Fed pun melempar sinyal frekuensi kenaikan suku bunga yang lebih rendah dalam dua tahun ke depan.

"Dari tiga faktor ini, setidaknya di tahun 2019 ini satu hal sudah lebih jelas. Seperti hasil FOMC di tanggal 21 Maret, memberi sinyal semakin jelas bahwa mereka tidak akan menaikkan suku bunga, setidaknya untuk tahun 2019 ini. Artinya, satu faktor global itu sudah jelas akan memberikan dukungan terhadap stabilitas rupiah," sebut Nanang.

Baca juga: Aliran Masuk Modal Asing Bikin Rupiah Tak Loyo

Volatilitas rupiah diyakini BI akan lebih rendah dibanding 2018. Ini diharapkan memberikan iklim usaha yang lebih kondusif dan terjaganya stabilitas perekonomian.

Namun, arah kebijakan BI untuk suku bunga acuan masih dipertahankan untuk menjaga stabilitas dari tekanan eksternal.

"Memang ada faktor lain yang muncul yaitu situasi ekonomi global yang belakangan semakin melemah atau merosot. Tapi berdasarkan beberapa referensi itu akan bangkit di akhir tahun 2019," ujarnya.

Dari aspek domestik, keyakinan BI terhadap penguatan nilai tukar rupiah semakin kuat karena beberapa indikator fundamental ekonomi.

Baca juga: Rupiah Melemah Tipis Akibat Dampak Negatif Brexit

"Di domestik juga seharusnya memberikan dukungan. Pertama inflasi, inflasi kita di bawah 3 persen. Inflasi inti kita di bawah 3 persen itu cukup lama. Kedua pertumbuhan ekonominya juga tetap stabil di atas 5 persen," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com