Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Infrastruktur Sumbang 6 Miliar Dollar AS ke Defisit Transaksi Berjalan

Kompas.com - 27/03/2019, 16:45 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperhitungkan, setidaknya selama 4,5 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla telah menghabiskan ongkos hingga 6 miliar dollar AS untuk kebutuhan proyek infrastruktur.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, besarnya jumlah biaya yang digelontorkan untuk menggenjot program infrastruktur pemerintah tersebut turut menyumbang defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun 2018.

Sebagai catatan, total defisit transaksi berjalan tahun lalu mencapai 31 miliar dollar AS, atau sebesar 3,57 persen dari produk domestik bruto (PDB). Mirza mengatakan, jika kebutuhan impor untuk infrastruktur tersebut bisa dikurangi, sebenarnya target pemerintah agar bisa menekan CAD hingga 2,5 persen dari PDB bisa terpenuhi.

Baca juga: Sri Mulyani: Hasil Upaya Tekan Defisit Transaksi Berjalan Tak Instan

"Kalau dikurangi impor untuk infrastruktur itu sebenarnya current account deficit bisa tercapai 2,5 persen dari PDB," ujar Mirza di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Namun, Mirza mengatakan impor untuk menggarap proyek infrastruktur tersebut memang dibutuhkan. Pasalnya, dengan semakin membaiknya kondisi infrastruktur dalam negeri selain dalam proses penggarapannya cukup bisa menyerap tenaga kerja dan menggerakkan perekonomian, juga bakal memberikan imbal hasil di masa yang akan datang.

Selain infrastruktur, hal lain yang turut membuat CAD membengkak tahun lalu adalah ketidakpastian harga komoditas.

Baca juga: ADB Prediksi Defisit Transaksi Berjalan RI Capai 2,6 Persen

Sehingga, salah satu PR yang harus dilakukan oleh setiap pihak baik pemerintah maupun pelaku industri adalah menggenjot ekspor untuk memerbaiki kondisi neraca perdagangan dalam negeri.

Sebagai catatan, tahun lalu ekspor Indonesia tercatat 180,7 miliar dollar AS sementara impor 181,2 miliar dollar AS. Data tersebut sudah termasuk migas dan non migas.

"Maka dari itu kita selalu bicara dan mengajak teman-teman pemerintah dan pemda bagaimana kita meningkatkan ekspor," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com