Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Perakitan Apple Bakal Pindah dari China ke Asia Tenggara?

Kompas.com - 21/06/2019, 13:04 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Apple dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk memindahkan pabik perakitan produk mereka dari China.

Seperti dikutip dari CNBC, Jumat (21/6/2019), hal tersebut dilakukan untuk menhindari dampak dari risiko tambahan jika Amerika Serikat bakal kembali menaikkan tarif impor untuk produk China.

Walaupun demikian, Apple belum memutuskan untuk memindahkan seluruh produksi mereka dari China, yang bakal membutuhkan waktu berbulan-bulan.

Tetapi perusahaan telah meminta pertimbangan pemasok untuk memindahkan pabrik perakitan akhir dari produk mereka ke wilayah lain seperti Asia Tenggara.

Baca juga: Perang Dagang, Apple Berencana Pindahkan Basis Produksi ke Luar China

Awal bulan ini, Foxconn, pemasok utama Apple untuk iPhone dan iPad di Cina, mengatakan kepada Bloomberg bahwa ia memiliki kemampuan untuk memroduksi iPhone diluar China untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Bahkan pada September mendatang, Apple bakal meluncurkan produk iPhone baru.

Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menaikkan tarif sebesar 25 persen untuk 200 miliar dollar AS produk impor asal China, dan memperingatkan bakal kembali menerapkan tarif untuk 300 miliar dollar AS produk impor lain.

Baca juga: Imbas Perang Dagang, Kini Giliran Apple dan Microsoft Surati Trump

Jika memang akhirnya Trump kembali menambahkan produk yang dikenakan tarif, harga yang harus dibayarkan iPhone untuk memroduksi iPhone bakal kian mahal jika iPhone tidak dapat mencari alternatif produksi lain. Pasalnya, kecenderungan konsumen untuk membeli produk iPhone terbaru juga kian menurun.

Analis JPMorgan mengatakan, perusahaan perlu untuk menaikkan harga iPhone setidaknya 14 persen untuk mengurangi dampak dari perang dagang.

Apple telah mulai mempercepat produksi dan pengiriman beberapa produknya yang dibuat di China untuk persediaan menjelang kenaikan tarif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com