Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUPSLB BTN yang Berujung Penolakan Direktur Utama Baru

Kompas.com - 30/08/2019, 10:04 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meerombakan jajaran direksi perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Menara BTN, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2019).

Direktur Utama BTN Maryono diganti oleh Suprajarto, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).

Corporate Secretary BTN Achmad Chaerul mengatakan, pengurus bank sesuai hasil RUPSLB ini diharapkan dapat memperkuat kinerja perseroan dalam memenuhi target bisnis. Sekaligus menjawab tantangan masa depan.

"Kami optimis menjadikan soliditas pengurus bank sebagai modal dan semangat untuk menjadikan kinerja bisnis BTN menjadi lebih baik," kata Chaerul di Jakarta, Kamis (28/8/2019).

Baca juga: Suprajarto Jadi Direktur Utama BTN

Chaerul, meyakini ke depan BTN akan mempunyai peluang untuk tumbuh lebih baik. Perseroan telah menyesuaikan sejumlah target bisnis dengan dinamika perekonomian yang terjadi baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Kebutuhan rumah yang sangat besar adalah peluang yang tidak akan pernah berhenti dan terus membutuhkan inovasi.

“Kami akan tetap memainkan peran sebagai pemain utama yang mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah rakyat. BTN telah membuktikan hal tersebut dan ke depan kita akan bekerja keras untuk dapat berperan lebih besar," ujarnya.

Maryono: Saya prajurit

Menanggapi keputusan ini, Maryono mengatakan tidak mempersoalkan keputusan para pemegang saham di BTN. Kendati masa jabatan seharusnya berakhir pada 2022, periode kedua ia menjabat.

"Ini adalah kewenangan dari Kementerian BUMN sebagai pemagang mayoritas saham," kata Maryono seusai mengikuti RUPSLB.

Maryono mengungkapkan, dirinya belum mengetahui kemana akan mengabdi selanjutnya. Semua keputusan mengenai penempatan dan posisi apa yang akan diemban tergantung pada Kementerian BUMN.

"Saya tidak tahu, saya ini adalah prajurit, semuanya kita serahkan kepada Kementerian BUMN yang mempunyai saham mayoritas, yang menetapkan," ujarnya.

Baca juga: Dicopot dari Dirut BTN, Maryono Bilang Saya adalah Prajurit...

Sebagai prajurit, ungkap Maryono, ia selalu siap dan bersedia atas jabatan apapun yang akan diberi serta dipercayakan. Sehingga, usai dicopot dari tampuk pimpinan di BTN akan menunggu kelanjutan berikutnya.

"Bahwa, saya sebagai prajurit akan ikut dan mengikuti daripada apa yang penugasan yang diberikan kementerian," sebutnya.

Selain itu, Maryono juga menyampaikan tidak pernah memilih dan meminta sebuah jabatan kepada siapa pun termasuk sebagai direktur utama. Maryono pun berharap BTN bisa lebih baik ke depannya ditangan pimpinan baru.

"Saya dari dulu sebagai prajurit, di mana saja saya selalu ikut. Saya tidak pernah memilih dan tidak pernah meminta," imbuhnya.

Suprajarto menolak jadi Dirut

Suprajarto yang ditunjuk sebagai Direktur Utama BTN menolak keputusan yang diambil pemegang saham dalam RUPSLB yang digelar di Menara BTN, Jakarta Pusat.

"Atas penetapan RUPSLB saya tidak dapat menerima keputusan itu, saya memutuskan untuk mengundurkan diri hasil keputusan RUPSLB BTN," ujar Suprajarto di Jakarta, Kamis malam.

Suprajarto mengaku tak pernah diajak bicara oleh Kementerian BUMN terkait pencopotan dirinya dari Dirut BRI. Mengenai jabatan barunya di BTN pun tak pernah ada pembicaraan sebelumnya.

“Saya sendiri baru tahu setelah membaca dari media bahwa saya ditetapkan menjadi Dirut BTn. Dimana saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini apalagi musyawarah,” kata Suprajarto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com