Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malindo Air Sebut Jadi Korban Kebocoran Data Penumpang

Kompas.com - 20/09/2019, 06:29 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen Malindo Air menyatakan menjadi korban terkait adanya kebocoran data-data penumpangnya pada pekan ini.

Data tersebut telah bocor di forum pertukaran data di dunia maya.

"Kami dalam hal ini victim (korban)," kata Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Daniel menjelaskan, memang dalam kejadian ini tidak ada kerugian materiil yang dialami Malindo Air yang juga selama ini tergabung dalam Lion Air Group. Namun sedikit banyaknya berdampak pada citra maskapai yang dianggap tidak bisa menjamin keamanan data penumpangnya.

"Angkanya belum, baru reputasi saja atau image," ungkap dia.

Baca juga: Data Penumpang Bocor, Ini yang Dilakukan Lion Air Group

Daniel menerangkan, adanya dugaan kebocoran data ini sudah dilaporkan kepada otoritas penegak hukum di Malaysia dan pihaknya terus menunggu perkembangan hasil investigasi.

Sisi lain, meskipun ada dugaan kebocoran Lion Air Group juga belum bisa memastikan berapa jumlah data bocor dan asal penumpangnya.

"Belum tahu (berapa jumlahnya). Kami pastikan data penumpang tidak bocor lagi, legal action di Malaysia. Kami lakukan legal action di sana dan dalam proses investigasi," imbuhnya.

Selain itu, Lion Air Group juga telah melaporkan ini ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) guna memastikan data penumpang yang diduga bocor bisa aman. Serta membantu proses ini.

Daniel juga menyampaikan, data-data yang diduga bocor tersebut belum bisa dipastikan apakah sahih (valid) atau tidak. Dalam investigasi pihak berwenang nanti juga akan memastikan terkait ini, supaya tidak simpang siur.

"Kami minta jaminan pihak ketiga untuk tidak ada lagi data bocor. Kami hubungi administrator satu-satu," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com