Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

37 Ekonom Minta AS-China Ciptakan Jalur Alternatif dalam Perang Dagang

Kompas.com - 27/10/2019, 16:02 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Sebanyak 37 ekonom dari dua negara besar, AS dan China, menyerukan agar kedua negara sebaiknya meninggalkan perang dagang.

Tidak hanya itu, para ekonom tersebut mendesak agar kedua negara segera menyetujui jalur baru yang akan memberikan kedua negara banyak keuntungan dan keleluasaan. Utamanya untuk mengejar kebijakan ekonomi domestik yang sempat "hancur" akibat perang dagang.

Dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Straits Times, Minggu (27/10/2019), sebanyak 37 ekonom termasuk Joseph Stiglitz, Michael Spence, dan 3 pemenang Nobel lainnya mengeluhkan konflik berkepanjangan yang tercipta karena perang dagang.

"Akibat perang dagang, solusi yang muncul adalah reformasi ekonomi besar-besaran oleh Cina yang mengarah pada konvergensi model ekonomi (decoupling), yang merusak secara ekonomi," kata para ekonom dikutip The Straits Times, Minggu (27/10/2019).

Baca juga : IMF: Dampak Perang Dagang ke Ekonomi Dunia Bisa Setara Ekonomi Swiss

Kelompok ekonom ini juga berpendapat, penciptaan kerangka kerja yang lebih masuk akal antara AS-China akan memberikan China ruang untuk mengejar kebijakan industri yang sering menjadi sasaran kritik dari AS.

Sementara untuk AS, AS bisa meresponnya dengan tarif yang ditargetkan jika kebijakan China merusak kepentingannya.

"Kami percaya pendekatan ini memberikan keuntungan untuk kedua negara, tanpa menganggap konvergensi dalam model ekonomi. Pendekatan juga akan sejalan dengan sistem multilateral saat ini, meskipun itu akan memperbesar hak kedua negara di bawah aturan Organisasi Perdagangan Dunia," kata mereka.

Dorongan dan masukan dari para ekonom itu merespon kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap tata kelola ekonomi global yang ada.

Adapun pernyataan dari para ekonom dipimpin oleh profesor hukum Universitas New York Jeffrey Lehman, ekonom Harvard Dani Rodrik dan dekan Sekolah Pengembangan Nasional di Universitas Peking, Yang Yao.

Salah satu pemimpin, Dani Rodrik adalah pengkritik globalisasi yang telah lama menganjurkan Trump agar memberikan negara lebih banyak ruang kebijakan untuk mengejar dan melindungi prioritas ekonomi domestik.

Pernyataan itu juga ditandatangani oleh mantan Kepala Ekonom Bank Dunia, Justin Yifu Lin dan Kaushik Basu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com