Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Frank Wang, Menciptakan Drone DJI dari Kamar Asramanya

Kompas.com - 12/11/2019, 20:00 WIB
Rina Ayu Larasati,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber SCMP

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak kenal merek drone DJI? Perusahaan tersebut menghentak dunia dengan drone komersial ciptaannya yang bisa digunakan oleh siapapun.

Namun siapa kira, ternyata DJI awalnya dibangun dari kamar asrama sempit.

Dikutip dari South China Morning Post Selasa (12/11/2019), pendiri perusahaan ini bernama Wang Tao atau akrab disapa Frank Wang, yang memulai usahanya dari kamar asrama universitasnya di Hong Kong pada tahun 2006.

Wang dikenal sebagai sosok yang jarang berbicara kepada awak media.

Baca juga : Kemenhub Ingin Pilot Drone Disertifikasi

Lahir pada tahun 1980, Wang dibesarkan di Hangzhou, yang saat ini menjadi markas perusahaan e-commerce terbesar di China, Alibaba Group Holding. Sejak kecil Wang sudah menunjukkan ketertarikan kepada pesawat.

"Saya merasa sangat beruntung membaca kartun bertema helikopter ketika saya masih kecil dan telah terobsesi dengan penjelajahan langit sejak saat itu," kata Wang dalam sambutan publik yang diberikan di Universitas Shenzhen pada 2015.

"Orang tua saya memberi saya sebuah helikopter remote control sebagai hadiah untuk nilai bagus dalam ujian sekolah menengah tetapi saya sangat kecewa ketika jatuh karena stabilitas yang terbatas selama penerbangan," katanya.

"Kemudian, saya secara bertahap mendapatkan ide yang lebih baik tentang pesawat yang sempurna dan membuat keputusan untuk menciptakannya."

Wang tidak mempunyai nilai yang cemerlang semasa sekolah. Ia menghabiskan terlalu banyak waktu membaca tentang hal-hal yang ia cintai terkait pesawat terbang.

Saat mendaftar di universitas di Amerika Serikat, Wang ditolak oleh universitas-universitas top pilihannya antara lain di Massachusetts Institute of Technology dan Stanford University. Namun ia diterima pada tahun 2003 oleh Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong untuk belajar teknik elektronik.

Pada tahun 2005, Wang membangun sistem kontrol penerbangan helikopter untuk tesis kelulusannya, tetapi gagal pada malam sebelum presentasi, menurut sebuah akun dalam buku berbahasa Cina DJI Drone.

Upaya Wang, saat itu akhirnya membuahkan hasil dan dia membangun pengendali remote pesawat dari kamar asramanya.

Dengan dorongan dari profesor universitasnya Li Zexiang, Wang akhirnya memutuskan untuk pindah ke Shenzhen dengan dua teman sekelas untuk mendirikan DJI.

Saat ini DJI telah berkembang pesat, perusahaan yang dimulai dari ruangan sempit di asrama sebuah universitas menjadi perusahaan global dengan 14.000 karyawan dan 17 kantor internasional.

Ia mengendalikan lebih dari 70 persen pasar drone komersial dan konsumen global dan menghasilkan penjualan 18 miliar yuan (2,7 miliar dollar AS) pada 2017, naik 80 persen dari tahun sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Keluar di Gerbang Tol Ini, Bekasi-Yogyakarta Hanya 8 Jam 8 Menit

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Sabtu 4 Mei 2024

Spend Smart
Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Antisipasi Darurat Pangan, Kementan Bagikan Pompa Irigasi Gratis di Jawa Timur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com