Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: SUN Dikuasai Asing, Pemerintah Jadi Dalang Ketidakpastian Ekonomi

Kompas.com - 10/12/2019, 19:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior Faisal Basri menyebut-nyebut pemerintah sebagai dalang ketidakpastian ekonomi Indonesia.

Meski ditopang oleh konsumsi masyarakat yang tidak mungkin amblas dalam waktu sekejap, Surat Utang Negara (SUN) banyak dipegang oleh asing menjadi salah satu dalangnya.

Bahkan, porsi asing yang memegang SUN sebesar 38,3 persen. Angka itu paling tinggi di wilayah Asia Tenggara.

"Yang bikin (ketidakpastian) itu pemerintah. Kepemilikan asing atas SUN di China 4 persen, Malaysia 22 persen, Filipina di bawah 10 persen. Kita 38,3 persen. Jadi yang membuat ketidakpastian adalah pemerintah. Mohon maaf," kata Faisal Basri di Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Baca juga : Didorong SUN, BI Optimistis Rupiah Akhir Tahun Bergerak Stabil

Kendati demikian, dia bilang Indonesia sudah membaik dari sisi investor lokal. Investor lokal terus bertumbuh hingga porsinya mencapai 2/3 alias 66 persen jika dilihat dari pasar saham (stock market).

"Investor lokal itu sudah 2/3 dibanding 5 tahun lalu 50:50. Asingnya sekarang tinggal 33 persenan. Sehingga kalau asingnya pergi, enggak terlalu berpengaruh," ucap dia.

Selain itu, Indonesia bisa dibilang masih beruntung dibanding negara lain yang ikut jatuh saat ekonomi global tidak bersahabat. Pasalnya, ekspor masih rendah dan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi masyarakat.

Jika turun, penurunannya tidak akan berlangsung cepat dan mendadak.

"Tuhan sangat sayang sama Indonesia. Tatkala ekonomi rendah, syukur ekspor kita rendah. Kalau ada apa-apa di dunia efeknya kecil. Sekali lagi saya tidak terlalu khawatir karena sejak dulu kita tahan terhadap gejolak," ucapnya.

"Bukan karena kita kuat tapi karena kita masih di selokan. Jadi enggak mungkin kita tenggelam di selokan. Sektor keuangan kita juga kita cetek," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com