Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Nelayan Natuna Tolak Kedatangan Nelayan Pantura

Kompas.com - 22/01/2020, 11:21 WIB
Muhammad Idris,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan berencana mendatangkan kapal-kapal nelayan asal Pantura ke perairan Natuna Utara.

Kebijakan ini diambil sebagai langkah pengamanan kedaulatan, pasca insiden masuknya kapal nelayan dan coast guard China ke perairan tersebut.

Kendati demikian, rencana tersebut menuai penolakan dari nelayan lokal di Natuna. Alasannya, kapal-kapal ikan asal Pantura menggunakan alat tangkap cantrang sehingga bisa mengurangi tangkapan nelayan lokal.

”Jika mereka (nelayan pantura Jawa) menggunakan cantrang di perairan 30-50 mil, dampaknya justru akan lebih besar dari penangkapan ikan secara ilegal oleh kapal asing. Tangkapan kami pasti lebih anjlok,” kata Hendri, inisiator Aliansi Nelayan Natuna seperti dikutip dari Harian Kompas, Rabu (22/1/2020).

Terkait rencana pemindahan kapal nelayan dari pantura Jawa ke Natuna, pemilik kapal di Kota Tegal, Jawa Tengah, mendaftarkan 177 kapal untuk mengikuti tes identifikasi yang diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Jika dinyatakan layak, kapal-kapal tersebut akan diizinkan untuk ikut melaut di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Baca juga: Pro Kontra Edhy Prabowo Mau Cabut Larangan Cantrang Era Susi

Beberapa hari lalu, KKP mengundang perwakilan nelayan dari pantura Jateng untuk mendiskusikan rencana mobilisasi nelayan pantura ke Natuna.

Berdasarkan diskusi itu, pemerintah memutuskan untuk memobilisasi sekitar 50 kapal berukuran di atas 100 gros ton (GT). Alokasi itu untuk nelayan Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, dan Kota Tegal.

Sebelum berangkat ke Natuna, semua kapal wajib mengikuti tes identifikasi yang diselenggarakan KKP. Tes identifikasi tersebut meliputi tes fisik dan kelengkapan perizinan kapal.

”Kemungkinan pemerintah akan turun ke daerah-daerah untuk mengidentifikasi kapal mulai pekan depan. Adapun waktu keberangkatan ke Natuna masih akan didiskusikan lagi,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Riswanto di Kota Tegal.

Wasto (51), nelayan asal Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, yang memiliki lima kapal berukuran di atas 100 GT, mengatakan, dirinya mendaftarkan semua kapal itu.

Ia berharap, setidaknya salah satu kapal bisa lolos tes. Sejumlah nelayan pantura tertarik ikut melaut di Natuna karena sumber daya laut di sana melimpah.

Saat ini, semua kapal milik Wasto masih melaut, yang dijadwalkan kembali ke Kota Tegal pada Februari.

”Setelah kapal tiba, saya akan mengecek kondisi fisik kapal, alat navigasi kapal, alat tangkap, dan perlengkapan penunjang lain. Saya ingin memastikan kapal-kapal saya layak diberangkatkan ke Natuna,” ujar Wasto.

Alasan Edhy Prabowo

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menanggapi kabar adanya dugaan para nelayan berasal dari Pantai Utara (Pantura) Jawa ditolak oleh warga di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com