Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Taspen Naik 42,97 Persen, Ini Pendorongnya

Kompas.com - 27/01/2020, 16:04 WIB
Kiki Safitri,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Taspen (Persero) membukukan laba bersih sebesar Rp 388,24 miliar pada tahun 2019.

Angka ini naik 42,97 persen dibandingkan periode sebelumnya tahun 2019, yakni sebesar Rp 116,69 miliar dan ditopang oleh laba tahun 2018 sebesar Rp 271,55 miliar.

Peningkatan laba tersebut ditopang dengan peningkatan pendapatan premi sebanyak Rp 977 miliar atau 12,08 persen. Sementara pendapatan investasi meningkat Rp 1,46 miliar atau naik 19,08 persen.

Baca juga: Marak Penipuan, Taspen Tegaskan Tak Pernah Bagi Dividen ke Pensiunan

Sementara lonjakan laba Perseroan yang mencapai hampir 43 persen tersebut menunjukkan efisiensi biaya yang sangat baik diterapkan Taspen, yang jauh lebih rendah dibandingkan expense ratio industri asurasi di Indonesia.

Direktur Utama Taspen ANS Kosasih menjelaskan, lonjakan kinerja tersebut merupakan buah dari strategi dan kebijakan Taspen dan melakukan investasi secara aman.

Selain itu, Kosasih menyebut Taspen juga memperhatikan dan memperhitungkan tingkat risiko yang diterima nasabah, kondisi pasar, likuiditas, imbal hasil yang optimal serta pencadangan yang konaervatif untuk kesejahteraan peserta.

"Di tengah kondisi pasar yang volatile, kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan prioritas pada keamanan inveatasi serta manfaat bagi peserta, sehingga kamo berhasil mencatatkan kinerja positif sepanjanh 2019. Kenaikan laba yang signifikan ini juga mencerminkan kemampuan Taspen beroperasi secara efisien dan efektif," kata Kosasih melalui siaran resmi, Senin (27/1/2020).

Baca juga: Bernuansa Digital, Taspen Luncurkan Logo Baru

Selanjutnya, pada tahun 2019 Taspen mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 19,28 triliun atau naik 16,63 persen sebesar Rp 2,75 triliun secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 16,53 triliun.

Kenaikan pendapatan ini lebih besar dari kenaikan beban klaim sebesar 12,27 persen (yoy) menjadi Rp 12,35 triliun dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 11 triliun.

Kinerja positif ini juga terlihat pada pertumbuhan aset sebesar Rp 31,38 triliun atau 13,53 persen (yoy) menjadi Rp 263,25 triliun dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 231,87 triliun.

Sementara dari sisi ekuitas, terjadi pertumbuhan sebesar Rp 1,7 triliun atau bertumbuh 17,52 persen (YoY) menjadi Rp 11,4 triliun, dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 9,7 triliun.

Baca juga: Lewat Program Ini, Taspen Bantu ASN Persiapkan Pensiun

Adapun total liabilitas apada tahun 2019 tercatat Rp 251,84 triliun yang terdiri atas dana akumulasi iuran pensiun PNS Rp 151,40 triliun dan liabilitas kepada peserta dan cadangan teknis Rp 99,48 triliun.

"Kenaikan Cadangan Teknis yang ditetapkan oleh Direksi Taspen menunjukkan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance yang sangat ketat diterapkan Taspen untuk menjaga keamanan pengelolaan dan kesejahteraan peserta Taspen," jelas Kosasih .

Sementara total liabilitas tahun 2018 sebesar Rp 93,96 triliun. Maka dari itu, lonjakan pendapatan liabilitas peserta dan cadangan teknis sebesar Rp 5,52 triliun atau ekuivalen dengan kenaikan 5,9 persen.

Kosasih juga menegaskan bahwa sebagian sangat besar portofolio investasi Taspen ditempatkan pada instrumen yang sangat aman.

Baca juga: DPR Heran Asabri dan Taspen Tidak dalam Pengawasan OJK

Mayoritas investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio.

Porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5 persen dimana sebagian besar merupakan obligasi pemerintah dan deposito 18,7 persen dimana sebagian besar ditempatkan di bank BUMN.

Adapun sisanya berupa investasi langsung 2,2 persen, saham 4,9 persen, dan reksa dana 6,7 persen dimana reksadana saham hanya sebesar 1,3 persen itupun dengan seleksi pemilihan MI yang sangat ketat.

“Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat risiko yang sangat rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang baik,” tutur Kosasih.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com