Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertekan Corona, Gelombang PHK Bakal Semakin Marak?

Kompas.com - 22/06/2020, 14:44 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan diperkirakan akan semakin sering terdengar.

Kondisi ini dinilai wajar terjadi, mengingat tekanan pandemi virus corona atau Covid-19 terhadap perekonomian semakin berat.

Pengamat Kebijakan Publik dan Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Harriyadin Mahardika mengatakan, rasionalisasi sumber daya manusia (SDM) yang terjadi di berbagai perusahaan adalah hal lumrah terjadi lantaran banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan akibat meluasnya pandemi Covid-19.

Baca juga: Peserta BPJS Kesehatan yang Kena PHK Bisa Masuk Penerima Bantuan Iuran

“PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada keberlangsungan bisnis jangka panjang dan efisiensi SDM ini pilihan paling logis," kata Mahardika, Minggu (21/6/2020).

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam dalam Townhall Meeting virtual pada Jumat (19/6/2020) telah memprediksi, ekonomi di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus 3,8 persen.

"Kuartal II ini, kita akan menghadapi tekanan yang tidak mudah. Kemungkinan kita akan dalam kondisi pertumbuhan ekonomi negatif. Estimasi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) minus 3,8 persen," kataya.

Harryadin pun meminta pemerintah agar tanggap terhadap situasi yang memburuk ini.

"Paket stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke sektor yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali dapat menyerap tenaga kerja," jelas Harryadin.

Baca juga: PHK Meningkat, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 11,6 Triliun

Harryadin menambahkan, dalam situasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 seperti saat ini, perusahaan cenderung fokus memperkuat bisnis intinya. Dampaknya, bisnis atau layanan lain akan ditutup, sehingga keberlangsung bisnis secara jangka panjang lebih aman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com