Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Resesi, Chatib Basri Usul ke Pemerintah Perluas BLT

Kompas.com - 23/07/2020, 14:05 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Strategi meningkatkan daya beli masyarakat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi virus corona (Covid-19), menurut Ekonom Chatib Basri adalah dengan cara memperluas penyaluran dana bantuan sosial (Bansos) berupa uang tunai.

"Karena itu buat saya, BLT (Bantuan Langsung Tunai) itu menjadi kunci untuk diperluas, tidak hanya kelompok miskin, tetapi lower middle income group," ucapnya mengutip wawancara dengan Kompas TV, Kamis (23/7/2020).

Pasalnya, golongan konsumtif yang paling banyak adalah masyarakat miskin dan masyarakat dengan pendapatan menengah ke bawah. Oleh sebab itu, usul Chatib ke pemerintah untuk menyalurkan BLT ke golongan pendapatan menengah ke bawah.

"Buat saya, dari kelompok masyarakat yang melakukan konsumsinya seketika itu rakyat menengah ke bawah. Kalau kelompok atas dikasih uang, dia akan simpan. Tetapi kalau yang menengah ke bawah akan spend," katanya.

Baca juga: Bahlil: Singapura Resesi, Tak Pengaruh ke Investasi Indonesia

Dengan memperluas pemberian BLT maka upaya pemerintah peluang terhindar dari ancaman resesi (krisis) akibat pandemi covid bisa terjadi.

"Bisa iya (resesi). Tergantung bansos itu bisa membantu terjadinya pembalikan dari konsumsi. Buat saya sih yang paling penting dan sederhana kasih uanglah, jangan yang lain-lain," katanya.

"Karena jika dikasih uang, itu bisa dia gunakan. Ada kebebasan orang untuk memilih konsumsinya. Tapi kalau Anda kasih makanan tertentu, belum tentu makanan itu dimakan," lanjut Chatib.

Baca juga: Masih Ada Desa yang Belum Terima Dana BLT, Ini Kata Mendes

Sebelumnya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar menyebut, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa kepada masyarakat yang terdampak ekonomi akibat covid 19 per tanggal 20 Juli Tahun 2020 mencapai Rp 10,83 triliun.

Mendes PDTT mengatakan, sebanyak 81 persen Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT Dana Desa merupakan keluarga miskin yang baru kali ini mendapatkan bantuan dari pemerintah.

BLT Dana Desa sendiri disalurkan melalui dua gelombang, yakni gelombang pertama diberikan pada bulan April (tahap I), Mei (Tahap II), dan Juni (Tahap III) masing-masing Rp 600.000 per KPM per bulan.

Sedangkan gelombang kedua diberikan pada bulan Juli (Tahap IV), Agustus (Tahap V), dan September (Tahap VI) masing-masing Rp 300.000 per KPM per bulan.

Baca juga: Apa Kabar BLT Dana Desa? Ini Realisasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com