Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar BLT Dana Desa? Ini Realisasinya

Kompas.com - 11/06/2020, 15:09 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memilih Bantuan Langsung Tunai (BLT) dana desa sebagai bantuan di masa pandemi Covid-19 untuk masyarakat pedesaan.

Lantas bagaimana realisasinya? Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan, hingga 9 Juni 2020, 87 persen desa sudah menyalurkan dana BLT ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

“Jadi ada 70.786 desa dari 74.953 desa yang dana desanya sudah masuk ke RKDes (rekening desa). Dari 70.786 desa itu yang sudah menyalurkan (dana desa ke PM) sebanyak 61.837 desa,” ujarnya dikutip dari laman Setkab.go.id, Jakarta, Kamis (11/6/2020).

Baca juga: Erick Thohir Copot Desi Arryani dari Posisi Dirut Jasa Marga

Kendala

Mendes mengakui ada sejumlah sehingga mengakibatkan BLT dana desa belum tersalurkan 100 persen ke masyarakat.

Pertama yakni belum masuknya dana desa ke RKDes. Hal ini disebabkan karena masih adanya status desa masih dalam pembahasan di Kemendagri. 

Selain itu ada juga beberapa sebab lain dana desa belum masuk ke RKDes. Mulai dari belum disampaikannya APBDes ke Sistem Keuangan Desa (Siskeudes) hingga terjadinya konflik antara Pemdes dengan Badan Pemusyawaratan Desa (BPD).

Baca juga: Cantrang Kembali Diperbolehkan, Kiara: Ini Catatan Merah buat Pak Edhy...

“Ini adalah beberapa temuan yang kemudian berakibat DD belum masuk ke RKDes. kalau DD belum masuk RKDes ya tentunya BLT DD tidak tersalurkan,” kata Mendes.

Kedua, dana desa sudah masuk ke RKDes namun belum bisa disalurkan ke masyarakat. Hal ini antara lain disebabkan tidak adanya KK miskin sehingga musyawarah desa tidak bisa mengambil keputusan terkait keluarga yang berhak menerima BLT.

Ada lagi kendala kondisi geografis, data KPM dobel hingga pencairan dana dari bank yang dibatasi.

"Kami masih terus lakukan komunikasi agar BLT DD bisa segera tersalurkan dengan cepat,” katanya," ucap Mendes.

Baca juga: Jubir Luhut soal Debat Utang Negara: Jangan Dibawa ke Urusan Politik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com