Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Chatib Basri, Ini Alasan Permintaan Kredit Masih Lesu

Kompas.com - 23/07/2020, 13:50 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom dan mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, kondisi permintaan kredit di bank tidak meningkat meski pemerintah telah menggulirkan sederet stimulus.

Alasannya adalah daya beli masyarakat selama masa pandemi virus corona (Covid-19) tak kunjung menunjukkan gairah.

"Saya kasih contoh, itu permintaan kredit di bank sekarang alami penurunan. Jadi, kalau produksi digenjot itu tidak banyak manfaatnya. Karena buat apa perusahaan memproduksi kalau permintaan tidak ada," katanya dikutip dari wawancara dengan Kompas TV, Kamis (23/7/2020).

Baca juga: OJK Proyeksi Pertumbuhan Kredit Sampai Akhir 2020 Hanya 4 Persen

"Itu yang menjelaskan kenapa permintaan kredit tidak meningkat," sambungnya.

Ia kembali menjelaskan, alasan perusahaan maupun industri enggan meminjam modal ke bank untuk ekspansi, karena stok produksi yang masih berlebih. Maka dari itu, solusinya adalah permintaan atau daya beli masyarakat perlu ditingkatkan terlebih dahulu.

"Untuk apa orang pinjam uang di bank kalau dia melakukan ekspansi usaha itu barangnya hanya jadi stok di gudang. Jadi, yang harus dilakukan membuat permintaannya naik dulu," ujarnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit perbankan pada Mei 2020 tumbuh melambat sebesar 3,04 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan dengan April yang tumbuh 5,73 persen (yoy).

Baca juga: Kredit Perbankan Diperkirakan Baru Pulih Akhir 2020

Sementara likuiditas perbankan nasional masih sangat kuat dengan rasio kredit terdahap simpanan (loan deposit ratio/LDR) pada Mei 2020 berada di level 90,42 persen. 

Sedangkan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih tumbuh 8,87 persen (yoy) di Mei 2020, meningkat bila dibandingkan pada April 2020 tumbuh 8,08 persen (yoy).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com