Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Kenang Sapardi Djoko Damono Lewat "Terbangnya Burung"

Kompas.com - 26/07/2020, 11:07 WIB
Ade Miranti Karunia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenang sastrawan Sapardi Djoko Damono yang berpulang beberapa waktu lalu. Ia pun membacakan puisi karya sang pujangga. 

Dalam unggahan pada akun Instagram pribadinya, Sri Mulyani memuji semua karya Sapardi yang wafat pada 19 Juli 2020. Menurut Sri Mulyani, setiap kata dalam karya Sapardi memiliki makna.

"Almarhum Bapak Sapardi bukan pujangga biasa. Beliau mampu melahirkan kata-kata dari rasa, kata-kata dari mata, kata-kata dari telinga, kata-kata dari suasana, kata-kata dari kala dan waktu yang tiada teraba. Setiap karyanya memiliki arti yang berbeda bagi setiap insan, ungkapan rasa, pikiran, serta gejolak yang ada di dalam setiap jiwa," kata Sri Mulyani, Minggu (26/7/2020).

Baca juga: Memaknai “Pada Suatu Hari Nanti”-nya Sapardi Djoko Darmono yang Telah Tiba

Meski telah berpulang, imbuh Sri Mulyani, karya-karya mendiang Sapardi yang indah dan abadi akan selalu ada dan dikenang.

Adapun untuk mengenang sosok Sapardi, sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) memberikan penghormatan dengan membacakan karya-karyanya. Sri Mulyani, lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI, turut serta. 

"Saya memilih salah satu karyanya Terbangnya Burung (1994) untuk saya bacakan. Bagi saya, puisi ini memiliki makna yang dalam mengenai pengabdian keikhlasan dan ketulusan, suatu hal yang hanya bisa tercapai apabila manusia telah selesai dengan dirinya sendiri," ujarnya.

"Di dalam posisi dan peran apapun yang kita lakukan, apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, keikhlasan pengabdian dan ketulusan terasa begitu utama dan penting," sambungnya.

Dirinya pun mulai membacakan karya Sapardi tersebut. 

Baca juga: Rangkaian Fakta Kepergian Sapardi Djoko Damono

"Terbangnya burung. Hanya bisa dijelaskan dengan bahasa batu, bahkan cericitnya yang rajin memanggil fajar, yang suka menyapa hujan, yang melukis sayap kupu-kupu, yang menaruh embun di daun, yang menggoda kelopak bunga, yang paham gelagat cuaca."

"Hanya bisa disadur ke dalam bahasa batu yang tak berkosa kata dan tak bernahu. Lebih luas dari fajar, lebih dalam dari langit, lebih pasti dari makna. Sudah usai sebelum dimulai dan sepenuhnya abadi. Tanpa diucapkan sama sekali," demikian sajak Sapardi yang dibacakan Sri Mulyani. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com