Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Layani 41 Kawasan Industri, PGN Siap Dukung Terus Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 11/08/2020, 19:23 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Rachmat Hutama mengatakan, saat ini pihaknya telah melayani sekitar 41 kawasan industri dari 87 kawasan industri nasional yang ada.

Selama tahun 2019, PGN mendukung pemanfaatan gas bumi dan efisiensi penggunaan bahan bakar untuk menambah wilayah penyaluran gas bumi ke berbagai sektor industri, seperti di Dumai, PKC dan Purwakarta-Subang.

“Sebagai contoh, saat ini lebih dari 128 industri di 8 kawasan industri di wilayah Bekasi telah menggunakan gas bumi PGN,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (11/8/2020).

Rachmat menjelaskan, langkah ini merupakan komitmen dan konsistensi PGN dalam mendukung nilai tambah dan pertumbuhan perekonomian nasional melalui perluasan optimalisasi utilitas gas bumi.

Baca juga: Pulihkan Perekonomian, PGN Beri Potongan Harga untuk Sektor Kelistrikan dan Industri Tertentu

Salah satunya adalah dukungan kepada sektor industri di mana PGN memenuhi kebutuhan gas bumi dengan harga yang kompetitif.

“Sektor industri berkontribusi sekitar 40 persen dari struktur ekonomi nasional. Oleh karena itu, PGN terus berupaya mendukung daya saing melalui efisiensi pada penggunaan bahan bakar,” terangnya.

Hal itu dilakukan dengan menyalurkan gas bumi ke berbagai wilayah, maupun di kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus.

Dalam menjalankan bisnis gas bumi secara terintegrasi, PGN tidak hanya menyalurkan gas bumi dengan moda infrastruktur pipa saja, tetapi termasuk pengelolaan compressed natural gas (CNG) dan liquefied natural gas (LNG).

Penyalurannya pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia yang meliputi 17 provinsi dan 66 kabupaten/kota.

Baca juga: Bersiap untuk Transformasi, PGN akan Lebih Fokus pada Bisnis Utama secara Berkelanjutan

Berdasarkan volume penyaluran gas bumi ke pelanggan, segmen pelanggan komersial–industri memiliki porsi penyaluran gas bumi paling besar, yang menyerap gas bumi sebesar 99,4 persen dari total penyaluran gas bumi PGN.

Rachmat pun menyebut, PGN siap mendukung program pengembangan kawasan industri sebagai penggerak ekonomi sesuai dengan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang salah satunya adalah Kawasan Industri Batang.

“Kemungkinan ke depan, dilaksanakan setelah selesainya pembangunan jalur pipa gas bumi Cirebon-Semarang, PGN akan mengembangkan infrastruktur gas CNG ataupun LNG,” jelasnya.

Selain itu, imbuhnya, PGN akan membangun dan mengelola pipa gas di ruas Sei Mangkei-Dumai untuk mendorong pertumbuhan Kawasan Industri baru di sepanjang jalur pipa tersebut.

Baca juga: PGN Berupaya Dorong Kemajuan Industri di Kawasan Ekonomi Eksklusif Sei Mangkei

Menurutnya, kawasan industri telah menjadi senada dengan proses industrialisasi dan dianggap sebagai alat yang kuat untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi.

Penyelesaian implementasi kebijakan harga gas

Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan, PGN sebagai subholding gas juga dalam proses penyelesaian implementasi kebijakan harga gas terhadap industri tertentu sebesar 6 dollar AS per Million British Thermal Unit (MMBTU).

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com