BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kartu Prakerja

Tumbuhkan Wirausahawan Baru, Kartu Prakerja Jadi Harapan di Masa Pandemi

Kompas.com - 01/09/2020, 13:41 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, laju ekonomi ikut melambat. Selain menggerus kesehatan umat manusia, pandemi turut memutus sumber nafkah jutaan pekerja di Indonesia.

Roda ekonomi seperti lumpuh dalam sekejap karena aktivitas di luar rumah dibatasi dalam beberapa bulan. Sebagian besar pekerja terpaksa mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Beberapa di antara mereka dirumahkan sementara tanpa gaji. Kalaupun tetap bekerja, beberapa pekerja harus rela menerima pemotongan gaji.

Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (4/8/2020), dalam catatan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) hingga 31 Juli 2020, jumlah pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun dirumahkan mencapai 3,5 juta lebih.

Dampak itu sebetulnya tak hanya dirasakan oleh pekerja. Pelaku usaha—baik usaha mikro kecil menengah, sedang, maupun besar—turut merasakan dampak ekonomi akibat daya beli masyarakat melemah.

Baca juga: Sisa Kuota 2,6 Juta, Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka 4 Gelombang Lagi

Haryati misalnya, salah satu pramusaji jasa katering di Surabaya yang turut merasakan efek pandemi tersebut. Ia tidak bisa berbuat banyak ketika usaha katering tempat ia bekerja memutuskan untuk merumahkan karyawannya.

Situasi tersebut membuat Haryati kehilangan pendapatan. Namun, Haryati tak berputus asa. Agar dapurnya terus mengebul, ia mencoba peluang usaha lain di bidang kuliner, yakni dengan berjualan silky pudding.

Sebenarnya, ide bisnis yang kini dijalaninya itu tak datang begitu saja. Sebelum memulainya, Haryati sudah lebih dulu mengikuti program Kartu Prakerja dari pemerintah.

Ceritanya dimulai saat beberapa bulan lalu. Waktu itu, ia mendaftar dan mengikuti serangkaian proses seleksi program Kartu Prakerja. Pada akhirnya, ia terpilih sebagai penerima manfaat.

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 6 Ditutup, Kapan Pengumumannya?

Lewat kesempatan itu, Haryati mengikuti pelatihan di platform MauBelajarApa, yaitu pelatihan pembuatan kue lapis legit dan silky pudding dari Baking World.

Usai pelatihan, Haryati merealisasikannya menjadi sumber mata pencaharian. Agar sesuai dengan target konsumen yang dituju, Haryati menjual silky pudding dengan harga terjangkau.

“Walaupun terdampak Covid-19, saya tetap berusaha dan akan melanjutkan usaha ini sampai berkembang dengan baik biar pemasukan keluarga saya bertambah,” tutur Haryati dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (19/8/2020).

Harapan baru di tengah pandemi

Program Kartu Prakerja sudah dilakukan dalam enam gelombang pelaksanaan. Haryati hanya satu di antara jutaan peserta lainnya.

Baca juga: Siap-siap, Pendaftaran Gelombang 7 Kartu Prakerja Dibuka Pekan Ini

Selain pelatihan memasak seperti yang diikuti Haryati, program Kartu Prakerja memberikan beberapa pilihan pelatihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

“Misalnya barista kopi, animasi, desain grafis, bahasa inggris, komputer, teknisi, programming, dan coding,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan pilihan-pilihan tersebut.

Saat ini, kata Denni, terdapat tujuh kategori pelatihan paling favorit yang dipilih peserta. Di antaranya, pelatihan penjualan dan pemasaran, bahasa asing (Inggris, Korea, Mandarin, Jepang, Arab), teknologi informasi, perkantoran, makanan dan minuman, gaya hidup, dan keuangan.

“Kartu Prakerja adalah inovasi pelayanan publik dari pemerintah. Kami menggandeng berbagai platform digital di Indonesia sebagai mitra resmi agar dapat menjangkau lebih banyak lagi pencari kerja,” terangnya.

Baca juga: Apa Beda Bantuan Subsidi Gaji dengan Program Kartu Prakerja?

Sejak awal direncanakan, program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan angkatan kerja serta mengurangi kesenjangan keterampilan antara lulusan pendidikan formal dan kebutuhan dunia kerja.

Melalui bantuan pelatihan, diharapkan dapat mendorong peningkatan keterampilan untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui skilling, upskilling, dan reskilling.

Namun, situasi berubah ketika pandemi Covid-19 masuk ke Tanah Air. Pandemi mengganggu mata rantai produksi industri yang menyebabkan kegiatan usaha menjadi tidak lancar dan akhirnya mendorong perusahaan melakukan PHK atau merumahkan pekerja tanpa dibayar untuk mengurangi beban perusahaan.

Kartu Prakerja akhirnya dimodifikasi menjadi program semi bansos yang menyasar masyarakat terdampak pandemi, tetapi belum terangkul dalam program bantuan sosial yang sudah ada.

Meski demikian, Kartu Prakerja bukan bantuan sosial yang diberikan secara cuma-cuma. Program ini diharapkan dapat menjaga daya beli pekerja yang terdampak pandemi sekaligus dapat meningkatkan kompetensinya.

Diharapkan, pada saat kondisi perekonomian telah kembali normal mereka dapat memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik.

Penyempurnaan Kartu Prakerja

Pada Juli 2020, pemerintah menyempurnakan program Kartu Prakerja lewat Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2020. Salah satu bentuknya mencakup perluasan penerima manfaat, dari hanya pekerja terdampak kini juga termasuk pelaku UMKM.

Mengutip Antara, Jumat (17/8/2020), pengamat ekonomi lembaga kajian kebijakan Think Policy Society Adelia Surya Pratiwi menyambut positif langkah pemerintah tersebut.

Baca juga: [POPULER MONEY] Menaker soal Subsidi Gaji Lewat Rekening Bank Swasta | Kartu Prakerja Gelombang 7

“Penyempurnaan Kartu Prakerja adalah hal yang sangat baik. Sebab, struktur ekonomi Indonesia memang didominasi oleh UMKM,” kata Adelia.

Ia berpendapat, penyempurnaan tersebut bukan tentang keberpihakan, melainkan mengakomodasi struktur ekonomi Indonesia.

Saat ini, sektor UMKM menyumbang 60 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sektor ini juga menyerap 90 persen jumlah pekerja. Oleh karena itu, penyempurnaan ini akan berdampak positif pada sektor UMKM.

Adelia menyarankan agar pemerintah turut membuat prioritas program Kartu Prakerja di sektor strategis yang terdampak agar lebih efektif. Misalnya saja, sektor pariwisata. Pekerja maupun pelaku usaha di sektor ini membutuhkan diversifikasi keahlian dan usaha.

Baca juga: Besaran Bantuan di Tengah Pandemi: Kartu Prakerja, BLT UMKM, hingga Subsidi Gaji

Selain itu, kata Adelia, pemerintah sepatutnya melibatkan banyak kementerian dan lembaga agar tata kelola program Kartu Prakerja semakin meningkat.

“Termasuk standardisasi lembaga penyelenggara, kualitas pelatihan, dan lain-lain,” imbuh Adelia.

Pemerintah juga perlu menentukan ukuran keberhasilan Kartu Prakerja. Dengan begitu, program ini tepat sasaran dan dapat mendorong daya beli masyarakat.

Sebagai informasi, bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 dan belum menjadi penerima program Kartu Prakerja maupun Bantuan Sosial, dapat mendaftarkan diri pada gelombang selanjutnya.

Baca juga: Tanya-Jawab Kartu Prakerja, dari Syarat hingga Insentif yang Didapatkan

Informasi mengenai program Kartu Prakerja termasuk pembukaan gelombang berikutnya, dapat diakses melalui akun Instagram @prakerja.go,id maupun Facebook Kartu Prakerja.


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com