Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Menyelamatkan Keuanganmu Saat Ada Badai Resesi

Kompas.com - 26/09/2020, 17:08 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

KOMPAS.com - Resesi sudah di depan mata. Begitu prediksi para ahli. Indonesia berpotensi besar masuk jurang resesi (penurunan ekonomi secara signifikan).

Suatu negara dikatakan resesi bila pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dalam dua kuartal berturut-turut. Bagaimana dengan Indonesia?

Ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen, tetapi anjlok di kuartal II, yakni minus 5,3 persen. Lalu, kuartal III, diprediksi kembali terkontraksi meski tidak separah kuartal sebelumnya. Proyeksinya minus 2 persen, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Baca juga: Begini Caranya Investasi agar Tetap Untung meski RI Resesi

Dari laman Setkab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas belum lama ini juga mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi di kuartal III kembali minus, artinya Indonesia masuk resesi ekonomi.

Kalau Indonesia kena badai resesi, dampak buruknya pasti dirasakan masyarakat. Terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang lebih besar. Angka kemiskinan pun bakal melonjak.

Jika banyak orang kena PHK, otomatis tidak punya penghasilan atau gaji lagi. Daya beli jadi turun. Lalu mengerem belanja. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi selama ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga.

Situasi sulit ini harus kamu sikapi dengan langkah cerdas, apalagi menyangkut keuangan. Berikut hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk menghadapi resesi, seperti dikutip Cermati.com.

Tetap tenang

Begitu dihantam resesi, banyak orang panik. Khawatir dengan kondisi keuangan mereka, termasuk kamu. Di satu sisi wajar, karena saat resesi, mau apa-apa susah. Nyari kerja susah, harga kebutuhan pokok mahal, bisnis seret. Sementara dapur harus tetap ngebul.

Sebetulnya kalau panik, kamu malah tidak bisa fokus menghadapi masa-masa paceklik keuangan ini. Jadi tetaplah berpikir positif dan terus berusaha agar kamu dapat bertahan di tengah kondisi resesi.

Resesi bukan akhir dari segalanya. Pemerintah pastinya akan melakukan berbagai cara untuk bangkit dari keterpurukan ini. Sehingga perekonomian kembali normal, dan masyarakat dapat hidup lebih sejahtera.

Belajar hidup prihatin dan kencangkan ikat pinggang

Saat resesi melanda, hidup hemat akan mampu menyelamatkan keuanganmu. Perketat pengeluaran. Prioritaskan uangmu hanya untuk membeli kebutuhan pokok yang mendesak.

Contohnya makan dan minum, vitamin guna menjaga daya tahan tubuh, kuota internet untuk sekolah atau bekerja dari rumah, bayar tagihan listrik dan air, serta membayar cicilan utang.

Menahan diri dari keinginan belanja yang sifatnya masih bisa ditunda. Pangkas pengeluaran yang tidak penting, alihkan ke tabungan maupun untuk dana darurat.

Dalam situasi seperti ini, sangat penting memiliki tabungan atau dana darurat. Karena kita semua tidak akan pernah tahu sampai kapan resesi akan berakhir.

Lunasi utang

Dana penghematan bisa juga kamu gunakan untuk melunasi utang. Jika punya lebih dari satu utang, utamakan lunasi utang yang sudah jatuh tempo. Atau utang yang bunganya paling tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com