JAKARTA, KOMPAS.com - VP Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede memprediksi Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuan BI-7DRR di level 4 persen dalam keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.
Josua menilai keputusan mempertahankan suku bunga acuan akan diambil BI lantaran mempertimbangkan tingginya ketidakpastian eksternal dan pemulihan Covid-19 di dalam negeri.
"Mempertimbangkan tingginya ketidakpastian eksternal yang masih mendorong keluarnya dana asing di pasar keuangan negara berkembang, terkait tambahan stimulus fiskal AS, pemilihan presiden AS, pemulihan ekonomi domestik, serta penanganan Covid-19 di dalam negeri," kata Josua kepada Kompas.com, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Tangani Covid-19, Indonesia Tetap Kejar Ambisi Jadi Negara Maju 2045
Tercatat, volatilitas nilai tukar rupiah cenderung meningkat, khususnya pada akhir September hingga awal Oktober 2020 ini.
Sementara itu, investor asing masih melakukan aksi jual (net sell) di pasar saham meskipun kepemilikan investor asing pada SBN cenderung meningkat dalam sebulan terakhir ini.
Di samping itu, aktivitas ekonomi khususnya sisi permintaan pada Oktober ini masih lemah, apalagi sejak Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta memberlakukan PSBB kembali pada September lalu. Hal ini terindikasi dari rendahnya tingkat inflasi tahunan.
Menurut Josua, penurunan suku bunga BI belum mampu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan.
Baca juga: 5 Strategi Penjualan yang Trendi di Masa Pandemi (Bagian 1 dari 2)
"Penurunan suku bunga kebijaan BI saat ini belum akan terlalu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan, mengingat perilaku konsumsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh perkembangan kasus Covid-19 di dalam negeri," ucapnya.
Sementara itu, penurunan suku bunga acuan BI sebesar 100 bps sejak awal tahun ini juga belum berimplikasi pada peningkatan permintaan kredit perbankan.
"Oleh sebab itu, BI masih akan mempertahankan suku bunga kebijakannya dan mengoptimalkan kebijakan quantitative easing, serta bauran kebijakan lainnya untuk mendorong stabilitas nilai tukar rupiah," pungkas Josua.
Baca juga: Pengusaha Robby Sumampow Meninggal Dunia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.