Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraksi Kuartal III Diproyeksi 3,3 Persen, Bisa Berlanjut di Kuartal IV

Kompas.com - 14/10/2020, 17:15 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk, Adrian Panggabean memproyeksi ekonomi RI pada kuartal III 2020 akan terkontraksi -3,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Adrian menuturkan, kontraksi ini terjadi karena serangkaian leading economic indicators untuk Indonesia masih memperlihatkan lemahnya momentum ekonomi. Mungkin saja, pelemahan akan berlanjut hingga kuartal I 2021.

Artinya di kuartal IV 2020, kontraksi ekonomi bisa kembali terjadi sebesar -2,3 persen yoy. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di seluruh tahun 2020 akan mencapai -2,0 persen yoy.

Baca juga: Airlangga: RI Masuk 5 Negara yang Bisa Tangani Covid-19 dan Kontraksi Ekonomi Secara Berimbang

"Dengan menggunakan data-rata tradisional dan non-tradisional, kami menghasilkan proyeksi angka pertumbuhan ekonomi kuartal III di -3,3 persen yoy," kata Adrian dalam laporannya, Rabu (14/10/2020).

Adapun sejumlah indikator memperlihatkan, gambaran mobilitas manusia yang disediakan oleh Google Foot Mobility Index, memang menginformasikan adanya perkembangan intra-kota positif dibanding kuartal sebelumnya.

Namun statistik hotel (hotel occupancy rate) masih menggambarkan rendahnya mobilitas penduduk antar-kota. Observasi lapangan mengindikasikan, occupancy rate di kuartal III 2020 masih berada di rentang 5-35 persen. Angka ini masih jauh dari kondisi pra-Covid-19, yakni 55-70 persen.

"Statistik penumpang kereta api di Pulau Jawa juga menunjukkan masih sangat rendahnya mobilitas penduduk antar-wilayah," papar Adrian.

Mengenai konsumsi domestik, retail sales index di kuartal III 2020 sudah tumbuh sedikit lebih tinggi dibanding levelnya pada kuartal II 2020. Hal ini menunjukkan kesan positif dinamika konsumsi masyarakat.

Baca juga: BI: Kontraksi Terus Berlanjut, Pertumbuhan Ekonomi RI Menurun

Namun, ada pula indikator yang memberikan gambaran bahwa kontraksi dalam konsumsi rumah tangga masih cukup dalam.

Ini terlihat dari naiknya angka kemiskinan, deflasi yang terjadi sepanjang kuartal III 2020, menurunnya nilai impor barang konsumsi terus-menerus, dan semakin kuatnya tendensi pergeseran konsumsi kearah barang yang lebih murah.

Sisi investasi juga demikian. Tingkat penjualan mobil, sepeda motor, mesin, dan semen, masih berada di teritori pertumbuhan negatif, walaupun sudah menunjukkan peningkatan dari titik terendahnya di kuartal II 2020.

Adrian bilang, kapitalisasi bursa disepanjang kuartal III 2020 masih stagnan, aktivitas pembiayaan lewat pasar obligasi korporasi (credit market) masih sunyi, dan pertumbuhan kredit bank masih bergerak turun mencapai 0,1 persen yoy di bulan September 2020.

"Bila indikator-indikator terkait investasi tersebut saya cek silang dengan dinamika di pasar pembiayaan (funding market), saya mendapatkan kesan kuat bahwa investasi memang masih terkontraksi cukup dalam di kuartal III," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Whats New
Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Whats New
Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Smartpreneur
Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Whats New
Ada 'Jamu Manis', BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Ada "Jamu Manis", BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Whats New
Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Whats New
Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Spend Smart
Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com