Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GSP Diperpanjang, Indonesia Targetkan Peningkatan Status Perdagangan dengan AS

Kompas.com - 03/11/2020, 10:38 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperpanjang fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) atau fasilitas bea masuk terhadap produk impor asal Indonesia. Keputusan ini diyakini bakal mendorong volume kerja sama dagang antar kedua negara.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi mengatakan, setelah mendapat perpanjangan GSP, Indonesia berharap bisa menaikkan status perdagangan denga AS menjadi Limited Trade Deal (LTD). Tujuannya untuk meningkat perdagangan hingga 60 miliar dollar AS pada 2024.

"Dengan posisi LTD diharapkan bisa menaikkan volume perdagangan Indonesia dan AS dua kali lipat, dari sekarang 29 miliar dollar AS menjadi 60 miliar dollar AS pada 2024," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (2/11/2020).

Baca juga: Kemenkop UKM Ajak UMKM Manfaatkan Fasilitas GSP Ekspor Produk ke AS

Ia menjelaskan, LTD merupakan kesepakatan perdagangan secara terbatas yang diberikan pemerintah AS pada negara tertentu. Sederhananya, skema ini bisa menurunkan bahkan membebaskan tarif secara permanen bagi negara yang sudah ada di dalam kerja sama GSP.

"GSP ini bagian utama kita ke pintu masuk LTD. Karena kalau sudah di GSP maka semakin simpel negosiasinya dan para meternya akan jauh lebih mudah untuk ke LTD," jelas dia.

Menurut dia, kedepan pemerintah akan fokus pada skema 5+7+5 untuk meningkatkan perdagangan ke AS. Terdiri dari 5 produk utama, mencakup apparel atau pakaian, produk karet, alas kaki, elektronik, dan furniture.

Lalu 7 produk potensial mencakup produk kayu, travel goods, produk kimia lainnya, perhiasan, mainan, rambut artifisial, dan produk kertas. Serta 5 produk strategis mencakup produk mesin, produk plastik, suku cadang otomotif, alat optik dan medis, serta produk kimia organik.

Ia mencontohkan, seperti pada produk pakaian yang nilai ekspornya mencapai 4,43 miliar dollar AS pada 2019. Di mana produk ini dikenakan tarif bea masuk 10,7 persen, maka dengan LTD diharapkan tarif ini bisa semakin turun.

"Kalau kita ikut LTD akan menegosiasikan, dalam pandangan kami setidaknya separuh dari 10,7 persen itu bisa dibebaskan. Ini memberikan comparative advantage yang luar biasa buat Indonesia," ujarnya.

Lutfi mengatakan, LTD juga diproyeksikan dapat mengoptimalkan potensi kerja sama di luar perdagangan barang, khususnya digital trade, energi dan infrastruktur, serta peningkatan arus investasi. Meningkatnya arus perdagangan dua arah merupakan pintu masuk bagi perluasan kerjasama investasi.

"Sebagai dua perekonomian besar, kerja sama perdagangan dan investasi harus dilipatgandakan. LTD menjadi solusinya," pungkasnya.

Baca juga: Fasilitas GSP Diperpanjang, RI Ingin Rebut Peluang Pasar Thailand di AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com