Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danareksa Perkirakan PDB Kuartal III Minus 2,48 Persen

Kompas.com - 04/11/2020, 19:03 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Danareksa Research Institute (DRI) dalam riset terbarunya mengenai PDB kuartal III berjudul ‘Q3 2020 GDP Outlook: Starting to Recover’, memperkirakan pertumbuhan PDB kuartal ketiga tahun 2020 akan terkontraksi yakni sebesar minus 2,48 persen YoY.

Riset menyebut, pemulihan ekonomi akan bergantung pada kepercayaan masyarakat untuk kembali ke kegiatan pra-pandemi dan harus didukung oleh ketersediaan vaksin Covid-19 yang aman dan implementasi Program PEN yang efektif.

“Pelonggaran PSBB di beberapa provinsi berdampak positif pada peningkatan mobilitas, yang selanjutnya mendorong aktivitas ekonomi,” seperti tertulis dalam riset yang diterima Kompas.com, Rabu (4/11/2020).

Baca juga: Stafsus Menkeu Prediksi Ekonomi Indonesia di Kuartal IV Tumbuh 0,31 Persen

Melonjaknya kegiatan ekonomi juga didorong oleh pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang cukup agresif, terutama penyaluran bantuan melalui program perlindungan sosial yang telah mampu menekan pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan pengeluaran rumah tangga.

Sementara itu, kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi masih lemah, ditunjukkan oleh rata-rata indeks kepercayaan konsumen (IKK) triwulan III tahun 2020 sebesar 72,9, lebih rendah dari 76,6 pada triwulan II tahun 2020.

“Pelemahan IKK ini merupakan refleksi dari terbatasnya kesempatan kerja dan pemulihan kondisi ekonomi yang relatif lambat,” tulis riset DRI.

Riset menyebutkan, konsumsi rumah tangga sedikit membaik dari periode sebelumnya, meskipun tetap lemah. Perbaikan didorong oleh penjualan ritel yang lebih baik, karena rata-rata penjualan eceran meningkat 0,85 persen (Quartal on Quartal) QoQ pada triwulan III tahun 2020, Meskipun masih mengalami kontraksi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar -9,64 persen YoY.

Selain itu, penjualan mobil meningkat tajam pada kuartal ke-3 tahun 2020 (+362,15 persen QoQ), tetapi masih mengalami kontraksi dibandingkan tahun lalu (-59,30 persen YoY). Belanja pemerintah juga meningkat tajam pada triwulan III tahun 2020, sedangkan penerimaan pemerintah masih mengalami kontraksi.

Belanja pemerintah didorong oleh realisasi progam PEN yang mencapai Rp 304,63 triliun dari 43,8 persen dari anggaran Rp 695,2 triliun (per 28 September 2020). Sementara itu, penerimaan negara terus mengalami kontraksi baik penerimaan perpajakan maupun PNBP, sejalan dengan lemahnya kegiatan usaha kedua korporasi UMKM tersebut.

Investasi sedikit membaik dibandingkan triwulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan investasi barang modal pada triwulan III tahun 2020 sebesar 14,88 persen QoQ atau -24,90 persen YoY. Selain itu, realisasi Domestic Direct Investment dan Foreign Direct Investment juga meningkat pada Triwulan III tahun 2020, masing-masing sebesar 9,08 QoQ dan 8,72 persen QoQ atau 2,15 persen YoY dan 5,27 persen YoY.

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor dan impor tidak menunjukkan perbaikan yang signifikan pada triwulan III tahun 2020, sejalan dengan lemahnya permintaan di sektor manufaktur.

Baca juga: Mentan: Ekonomi Indonesia Saat Pandemi Bergerak Karena Pertanian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com