BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Penghargaan Proper Emas dari KLHK Lengkapi Pencapaian Sido Muncul di 2020

Kompas.com - 15/12/2020, 15:16 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) kembali menorehkan prestasi membanggakan di pengujung 2020.

Setelah meraih dua penghargaan dari majalah finansial Forbes, kali ini produsen olahan herbal tersebut berhasil mendapat penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Anugerah Proper merupakan upaya pemerintah untuk mendorong perusahaan agar taat kepada pengelolaan lingkungan hidup.

Peringkat kinerja anugerah ini dibagi dalam lima kategori warna. Dari aspek ketaatan, minimal warna yang akan diberikan adalah Biru, Merah, dan Hitam.

Selanjutnya terdapat kategori Hijau dan Emas untuk perusahaan dengan kinerja lebih dari persyaratan yang ditentukan (beyond compliance).

Pada anugerah tahun ini, Sido Muncul berhasil mendapatkan anugerah Proper Emas. Sido Muncul meraih predikat ini untuk pertama kalinya sepanjang eksistensinya di Indonesia.

Sebelumnya, produsen jamu asal Semarang ini hanya berhasil meraih penghargaan Proper Biru dan Hijau.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat saat berada di kantor Sido Muncul, Jakarta, (Senin (14/12/2020).

“Akhirnya terwujud juga. Ini selama empat tahun (Dari 2016 dapatnya) Hijau terus. Baru tahun ini, kami diberi Proper Emas,” ujar Irwan lewat wawancara bersama rekan media, Senin.

Menurut Irwan, keberhasilan Sido Muncul meraih kategori Emas tahun ini berkat kerja keras tim Proper Pemberdayaan Masyarakat Sido Muncul dan upaya-upaya pihaknya yang telah dilakukan.

“Pada sektor produksi kami mengefisiensikan sumber energi, (mulai) dari penggunaan listrik (hingga) gas sampai air. Kami juga melakukan gerakan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati (Kehati) melalui lembaga-lembaga konservasi agrowisata Sido Muncul,” jelas Irwan.

Irwan juga menambahkan, alasan utama mereka mampu meraih prestasi membanggakan ini adalah berkat upaya pemberdayaan masyarakat.

“Kami melakukan pemberdayaan pada desa-desa di sekitar pabrik. Sasarannya ibu rumah tangga yang tidak bekerja melalui kegiatan produksi makanan olahan dengan branding ‘Mbok Jajan’. Selain itu, kami juga memberdayakan kelompok tani,” tambahnya.

Berkat penghargaan Proper Emas, Sido Muncul terpacu untuk berkomitmen dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Mereka akan terus berupaya menumbuhkan kesadaran untuk melindungi lingkungan sekitar.

Adapun salah satu upaya yang dilakukan Sido Muncul agar menjadi perusahaan yang taat pada pengelolaan lingkungan hidup adalah membuat instalasi pembuangan air limbah.

Upaya ini dilakukan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar pabrik. Biaya yang ditaksir untuk membuat instalasi pembuangan limbah tersebut membutuhkan dana Rp 30 miliar.

“Bagi Sido Muncul, menjaga bisnis itu sama dengan menjaga lingkungan. Jika bisnisnya sukses, lingkungannya juga harus sukses,” tutur Irwan.

Senada dengan Irwan, Komisaris Independen Sido Muncul Ignasius Jonan mengatakan bahwa menjaga lingkungan hidup adalah sebuah keniscayaan.

Menurutnya, polusi sudah menjadi masalah serius karena berefek kepada perubahan iklim. Ia sangat mendukung upaya KLHK dalam mendorong kinerja perusahaan agar sesuai dengan standar lingkungan hidup.

Ignasius Jonan memberikan statement melalui ZoomSido Muncul Ignasius Jonan memberikan statement melalui Zoom

Meski begitu, Jonan menilai upaya dari perusahaan dalam menjaga lingkungan hidup masih kurang.

“Dari sekitar 2.000 perusahaan, hanya 32 yang mendapat Proper Emas. Ini menurut saya masih kurang. Jika semakin besar jumlahnya, kan justru semakin bagus. (Artinya akan) makin banyak yang menjaga lingkungan,” jelas Jonan.

Sebagai informasi, pada penyelenggaraan Proper tahun ini, KLHK menambahkan kriteria baru untuk sensitivitas dan daya tanggap perusahaan terhadap kebencanaan. Kriteria ini ditambahkan dalam penilaian aspek pemberdayaan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat menghadiri langsung acara penganugerahan di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.

Ia menjelaskan, penambahan kriteria tersebut didasari pada situasi pandemi Covid-19. KLHK ingin perusahaan memiliki komitmen dalam memberikan perlindungan kepada karyawannya. Utamanya, di saat masa sulit seperti sekarang dengan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

“Berharap perusahaan tidak asal PHK. Selain itu, diharapkan dunia usaha dapat menganalisis risiko, bencana kerentanan sosial, dan lingkungan untuk menyusun strategi keberlanjutan bisnisnya," ucapnya.


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com