Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Ditutup Melemah, Ini Faktor Pendorongnya

Kompas.com - 28/01/2021, 16:54 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah pada Kamis (28/1/2021).

Melansir Bloomberg, rupiah melemah 28 poin (0,2 persen) pada level Rp 14.078 per dollar AS dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.050 per dollar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena sentimen negatif yang muncul dari internal, yaitu proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 2 persen.

Ibrahim menilai, penyebab utama rendahnya proyeksi pertumbuhan ekonomi adalah pemberlakuan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masih diterapkan dan berdampak terhadap konsumsi masyarakat yang melambat dan investasi yang stagnan.

“Informasi yang negatif dari data eksternal dan internal membuat arus modal asing kembali keluar pasar finansial dalam negeri sehingga berdampat terhadap pelemahan mata uang garuda,” ujar Ibrahim dalam siaran pers, Kamis.

Baca juga: Luhut: Kita Bawa Danau Toba ke Panggung Wisata Dunia

Sebelumnya, Bank Dunia sempat memperkirakan PDB RI untuk tahun 2021 bakal tumbuh 4,4 persen, namun angka tersebut direvisi turun sebesar 0,2 poin. Tidak hanya Bank Dunia, IMF-pun merevisi prospek pertumbuhan PDB Indonesia menjadi 4,8 persen tahun 2021, atau lebih rendah 1,3 poin dibanding perkiraan pada Oktober tahun lalu.

“Koreksi tersebut usai Kasus Covid-19 yang terus merebak, walaupun pemerintah terus mengimbangi dengan vaksinasi masyarakat secara berkala, namun belum bisa menahan laju penyebaran Covid-19 bahkan sudah bermutasi,” kata Ibrahim.

Kini total infeksi kumulatif Covid-19 sudah tembus angka 1 juta orang, padahal pembatasan aktivitas sosial masih diperketat, ditambah lagi dengan aturan PPKM di wilayah Jawa dan Bali.

Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami koreksi, kebijakan stimulus melalui bantuan sosial, vaksinasi, serta data ekspor yang naik di tengah peningkatan permintaan eksternal dan kenaikan harga komoditas dinilai menahan koreksi yang cukup dalam.

“Di kuaral I tahun 2021 (pertumbuhan ekonomi) bisa saja akan terkontraksi, namun masih lebih baik dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2020,” ucap dia.

Baca juga: Agar Cuan di 2021, ShopeePay Talk Ajak Pelaku Usaha Lirik Peluang Bisnis Franchise

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com