Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Surplus Karena UMKM Ekspor Terus Tumbuh

Kompas.com - 19/04/2021, 18:30 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, neraca perdagangan Indonesia yang surplus sejak tahun 2020 lalu sedikit banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berorientasi ekspor.

Adapun pada 2020, neraca perdagangan RI mengalami surplus sebesar 21,74 miliar dollar AS, yang merupakan surplus tertinggi sejak tahun 2017. Capaian ini berlanjut di tahun 2021, dengan surplus sebesar 5,52 miliar dollar AS pada kuartal I.

"Berbagai capaian tersebut tak terlepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor sekaligus mendorong eksportir baru dari kalangan pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro," kata Airlangga dalam "Konferensi 500.000 UMKM Baru" secara daring, Senin (19/4/2021).

Baca juga: Surplus Neraca Perdagangan Perlu Ditangani Hati-hati, Mengapa?

Airlangga menuturkan, peningkatan UMKM ekspor sejalan dengan strategi pemerintah. Strategi pemerintah yang dimaksud, antara lain menjaga pasar dan produk utama di 10 negara tujuan utama sebesar 70 persen dari total ekspor tahun 2020.

Pihaknya juga menjaga 10 produk utama ekspor ke negara-negara tersebut yang mencapai 60 persen dari total ekspor tahun 2020.

"Kami fokus kepada pelaku UMKM berorientasi ekspor, dan peningkatan kapasitas baik usaha kecil mikro maupun imdustri kecil mikro, ataupun menengah," sebut Airlangga.

Kemudian, pemerintah melakukan penetrasi produk lokal ke negara non-tradisional, seperti Afrika Timur, Afrika Tengah, Eurasia, dan Amerika Latin.

Lalu mengutilisasi perjanjian dagang seperti CEPA, serta mengimplementasi reformasi regulasi atau UU Cipta Kerja terkait penyederhaan dan kepastian dalam proses perizinan dan persetujuan ekspor impor.

Namun, dia tak memungkiri, nilai ekspor UMKM memang masih kecil hingga saat ini.

"Jumlah IKM dan UMKM ekspor pada tahun 2020 tercatat 13.000 eksportir. Namun nilai ekspornya hanya 11 persen dari total ekspor tahun 2020," ungkap Airlangga.

Kendati demikian, mantan Menteri Perindustrian itu yakin UU Cipta Kerja bakal mendukung dan mendorong lebih banyak UMKM yang go-global, dengan segala kemudahan dalam regulasinya.

Baca juga: Untuk Ketiga Kalinya Berturut-turut, Neraca Perdagangan RI Kembali Surplus

UU Cipta Kerja, kata Airlangga, memberikan insentif kepabeanan pada UMK berorientasi ekspor, serta memberikan kemudahan impor bahan baku dan bahan penolong untuk industri ekspor.

Dalam beleid pula, para pelaku UKM didorong untuk memanfaatkan peluang kemitraan dengan usaha besar.

Pemerintah dalam hal ini memfasilitas kemitraan usaha menengah dan besar dengan usaha mikro kecil maupun koperasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com