Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan di Balik Permintaan Maaf Luhut Soal PPKM Darurat Belum Optimal

Kompas.com - 21/07/2021, 14:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan alasan di balik permintaan maafnya kepada masyarakat terkait penanganan pandemi Covid-19 di masa PPKM Darurat.

Luhut bilang, sebagai Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali, dirinya memiliki tanggung jawab berat dalam menekan lonjakan kasus Covid-19. Untuk menjalankannya tentu bukanlah perkara yang mudah.

"Saya pikir enggak gampang, ada tanggung jawab moral dari saya, kok belum bisa dihentikan seperti ini, walaupun saya paham tidak sesederhana itu menghentikannya, tapi tetap saja ada kegalauan itu," ungkapnya dalam acara B-Talk Kompas TV, Selasa (20/7/2021).

Baca juga: Aturan PPKM Level 3-4: Makan dan Minum di Kafe Masih Dilarang

Ia mengatakan, penanganan pandemi tidaklah mudah, terlebih terdapat varian Delta yang tingkat penularannya 7 kali lebih tinggi dari varian lainnya. Sehingga kata Luhut, dirinya merasa sedih ketika ada pihak-pihak yang dengan mudahnya mengkritik upaya yang tengah dilakukan pemerintah.

"Sekarang ini kalau lihat orang terlalu menggampangkan mengkritik, itu saya sedih saja. Kamu enggak tahu betapa sulitnya mengatasi keadaan ini," ungkapnya.

Luhut mengungkapkan, seiring dengan upaya pemerintah menekan kasus Covid-19, masih terdapat masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. Padahal, disiplin menjalankan protokol kesehatan merupakan kunci utama menghadapi pandemi.

Menurut dia, masyarakat sering kali berpikir sederhana bahwa sudah cukup hanya dengan menggunakan masker. Namun itu saja tak cukup, mengingat tingginya tingkat penularan dari varian Delta.

"Mungkin masyarakat kita sekarang ini sederhana berpikir, sudah pakai masker saja, padahal yah bagaimana transmisi dari Covid-19 ini luar biasa. Jadi sebenarnya itu saja kesedihan saya," kata dia.

Baca juga: Cara Cek Daftar Penerima BLT UMKM di Eform BRI Tahap 3

Luhut mengatakan, dalam mengambil kebijakan penanganan pandemi, pemerintah mendengarkan pendapat dan masukan dari banyak pihak, terutama dari para ahli yang terkait masalah ini. Ia bilang, pendapat dari para epidemiolog hingga kondisi pedagang kaki lima selalu dipertimbangkan.

"Kami dengarkan semua ahli. Jadi kalau ada orang yang bilang Luhut itu bukan epidemiolog, memang betul bukan. Tapi saya dengarkan dewan guru besar dari Fakultas Kedokteran UI, saya tanya semua, ini kan untuk kepentingan nasional," ujar Luhut.

Oleh sebab itu, ia tidak ingin kondisi saat ini dan upaya yang tengah dilakukan pemerintah untuk menangani pandemi Covid-10 malah dipolitisasi.

"Dari hati saya yang paling dalam ini masalah kemanusiaan, enggak boleh kita main-main, jangan dipolitisasi. Saya bilang kalau mau berpolitik, nanti berpolitik sana silahkan, saya enggak main politik," katanya.

Baca juga: PPKM Darurat Berubah Jadi PPKM Level 3-4, Cek Syarat Terbaru Bepergian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com