Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesenjangan Internet di RI Masih Tinggi, Bank Dunia Rekomendasikan 3 Hal Ini

Kompas.com - 29/07/2021, 12:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia merekomendasikan 3 hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengambil peluang dari percepatan digital saat pandemi Covid-19.

Rekomendasi menyusul temuan lembaga internasional ini yang menyebut kesenjangan akses internet di Indonesia masih sangat lebar antar wilayah. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara yang mencatat pertumbuhan perekonomian digital tertinggi di Asia Tenggara.

"Bagaimana Indonesia bisa mempromosikan ekonomi digitalnya dengan upaya yang sama untuk mengurangi kesenjangan bagi mereka yang tidak bisa dengan mereka yang terhubung dalam teknologi digital? Caranya adalah dengan pembangunan yang inklusif," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Satu Kahkonen dalam virtual launch Bank Dunia, Kamis (29/7/2021).

Baca juga: Bank Dunia: Kesenjangan Digital Indonesia Lebar, 49 Persen Penduduk Belum Akses Internet

Adapun rekomendasi-rekomendasi tercantum dalam laporan bertajuk Beyond Unicorns: Harnessing Digital Technologies for Inclusion in Indonesia.

Rekomendasi pertama adalah memperluas pengadaan akses internet yang berkualitas bagi semua warga negara. Menurutnya, akses keterjangkauan saat ini belum begitu mumpuni, terlihat dari 49 persen masyarakat dewasa belum terhubung dengan internet.

Kesenjangan akses digital pun masih tinggi. Tercatat, masyarakat berpendapatan tinggi memiliki kesempatan akses digitali 5 kali lebih besar dibanding masyarakat berpendapatan rendah.

"Mengurangi kesenjangan ini tidak cukup dengan mengatasi mengatasi masalah infrastruktur konektifitas hingga wilayah terpencil, tapi perlu regulasi untuk memberikan dampak kualitas akses internet, terutama bagi masyarakat tidak mampu," tutur dia.

Prioritas yang kedua adalah memastikan ekonomi digital bisa dilakukan oleh semua orang dan di sektor usaha manapun. UMKM yang selama ini belum mendapat akses digital perlu didorong dan dibina untuk mengakses.

Salah satu investasi yang diperlukan adalah menjamin bahwa pemerintah menjaga keamanan dari adopsi digital, sehingga orang percaya untuk menggunakannya.

"Indonesia harus memfasilitasi kepercayaan untuk meningkatkan penggunaan layanan pembayaran digital, perbaikan logistik, serta perluasan investasi untuk keterampilan digital dan keterampilan yang diperlukan lainnya dalam perekonomian digital," jelas Kahkonen.

Baca juga: Pemerintah Perpanjang Bansos dari BST hingga Subsidi Kuota Internet, Simak Rinciannya

Sedangkan rekomendasi ketiga adalah, pemerintah harus memimpin pemanfaatannya agar layanan yang diberikan menjadi lebih baik. Kahkonen mengakui, rekomendasi ini sedikit kompleks, tapi ada dua inisiatif yang bisa menjadi langkah utama

Untuk meningkatkan kepercayaan dalam transaksi online misalnya, pemerintah bisa mempercepat RUU Perlindungan Data Pribadi yang menjamin keamanan dan akuntabilitas pengumpulan, penggunaan, dan pembagian data pribadi, serta memformalisasi hak-hak subjek data.

"Salah satu fitur penting untuk menjamin kredibilitas dan kekuatan hukum tersebut adalah pengawasan dari lembaga independen," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com