Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan, Aliran Modal Asing Rp 2,01 Triliun Keluar dari Indonesia

Kompas.com - 01/01/2022, 10:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 2,01 triliun sepanjang 27-31 Desember 2021.

Aliran dana asing itu keluar melalui pasar saham sebesar Rp 2,51 triliun, meski ada dana asing yang masuk dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 500 miliar.

"Berdasarkan data transaksi 27-30 Desember 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 2,01 triliun," ujar Direktur Eksekutif sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Sabtu (1/1/2022).

Baca juga: BI Perkirakan The Fed Naikkan Suku Bunga pada Pertengahan 2022

Maka berdasarkan data setelmen hingga 30 Desember 2021 (year to date/ytd), aliran modal asing yang keluar dari Indonesia total mencapai Rp 80,92 triliun di pasar SBN dan masuk melalui pasar saham sebesar Rp38,09 triliun.

Adapun seiring dengan keluarnya dana asing di pekan ini, maka premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun turun ke level 73,24 bps per 30 Desember 2021 dari sebelumnya di level 74,40 bps per 24 November 2021.

Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun menjadi naik ke level 6,35 persen, begitu pula dengan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun naik ke level 1,51 persen.

Di sisi lain, pada Kamis (30/12/2021) nilai tukar rupiah di tutup di level Rp 14.265 per dollar AS, kemudian ketika dibuka pada perdagangan Jumat (31/12/2021), nilai tukar rupiah naik menjadi berada di level Rp 14.265 per dollar AS.

Sedangkan terkait inflasi, Erwin mengatakan, perkembangan harga pada Desember 2021 tetap terkendali. Hal itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) BI pada minggu kelima Desember 2021, yang memperkirakan inflasi sebesar 0,60 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca juga: Gubernur BI Nilai Nataru Jadi Ujian RI Dalam Menghadapi Covid-19

"Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi 2021 secara sebesar 1,90 persen," ungkapnya.

Penyumbang utama inflasi di minggu kelima Desember 2021 yakni cabai rawit sebesar 0,14 persen (mtm), minyak goreng 0,07 persen, daging dan telur ayam ras masing-masing 0,06 persen, cabai merah 0,04 persen, bawang merah, beras, detergen bubuk, semen, tarif angkutan udara, dan bahan bakar rumah tangga masing-masing 0,01 persen.

Sementara beberapa komoditas yang mengalami deflasi yakni daging sapi sebesar -0,01 persen (mtm).

Erwin memastikan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"Serta menyiapkan langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, juga menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," ujarnya.

Baca juga: Bos BI Yakin Ekonomi RI Cemerlang Tahun Depan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com